Prt27• Keduapuluh Tujuh

6.6K 535 12
                                    

Lihat! Bagaimana semua orang bereaksi.

***

"Selamat ya (Namakamu) atas kelahiran anak pertama lo," ucap Zara berdiri di sisi ranjang tempat sahabatnya berbaring. "Gimana perasaan lo?"

"Well. Kayaknya gue belum jadi Ibu yang sempurna karena gue lahirannya di sc," jawab (Namakamu) membuat semua yang di dalam ruangan terbelak. "Kebanyakan dari mereka bilang gitu."

"Astaga sayang." Sambar Risma tak menyukai kata anaknya itu. "Mau lahiran normal atau sc. Semuanya gak ada bedanya, semua Ibu berjuang untuk itu termasuk kamu hari ini. Setelah menjadi Ibu orang gak akan mandang kesempurnaan Ibu dari jalan lahirnya tapi didikannya," pesan Risma.

"Ya aku mengerti Ma."

Zara terkekeh. "Hari udah sore. Gue sama Ajil kayaknya harus pulang sekarang deh. Kita udah lumayan lama nemenin lo di sini! Semoga kalo besok gue gak sibuk gue datang lagi."

(Namakamu) mengangguk. "Makasih ya kalian berdua udah datang."

"Kalian hati-hati di jalan." Pesan Risma saat kedua insan itu beranjak pergi dari ruang rawat sahabatnya.

"Iqbaal kemana?" Tanya Risma.

"Aku gak tahu."

"Terus mertua kamu?"

"Katanya lagi beli makan. Mama belum ketemu Bunda Rike?"

Risma berdecak. "Ya belum lah. Baru sampai tadi gak ada siapa. Cuma lihat Zara dan pacarnya aja."

"Asalamualikum," salam Rike di ambang pintu. Membawa satu kantong kresek sedang dan di letakkan di atas meja.

"Walaikumsalam Rike." Risma membalas pelukan besannya dan cipika cipiki seperti biasanya. "Kamu belanja?"

"Ya. Maaf ya aku tinggalnya lama. Oh ya, Iqbaal masih di luar angkat telpon katanya Ayah yang nelpon!" Ucap Rike pada menantunya.  "Suami aku lagi keluar kota."

"Kalo Pak Alex?" Tanya Rike.

"Dia sedang dalam perjalanan."

"Udah deh!" (Namakamu) memotong pembicaraan itu. "Lea hari ini cuma daftar SD kok lewat online gak secara lansung jadi sekolah biasanya minggu depan. Kan kita liburan selama seminggu. Tapi yang bikin bunda kaget kok mendadak Arvin jadi bimbel?!"

"Lagian belagu banget!" Alvaro memutar kedua matanya.

"Arvin ikut beasiswa lanjut Senior High School di Jerman. Kalo dapet ya syukur kalo gak dapet ya syukur aja karena di kasi kesempatan. Tapi gak ada salahnya kan buat berusaha?"

Iqbaal mengangguk, "Alsha ikut juga emang, Ar?"

"Iya. Cuma kalo Arvin gak ikut beasiswa sekarang dan milih liburan, kesempatan ini gak bisa Arvin dapetin lagi tahun depan."

"Alvaro juga ada tanding basket besok ngewakilin Jakarta, tapi Alvaro tetep milih ikut liburan karena tahun depan atau kapan gak ada waktu buat liburan bareng keluarga lagi! Mungkin, Alvaro gak tahu yang pasti hari ini Alvaro ikut."

"Oh! Kalian anak bunda sibuk liburan hari ini sampai hari minggu di batalin aja ya, yah? Lagian gak seru kalo misalnya antara mereka gak ikut. Kita yang senang Alvaro dan Arvin malah gak seneng juga karena kita tinggal!"

"Aku sih tergantung kamu aja gimana, soalnya yang tahu mereka juga kamu. Kalo mau di undur bisa kapan aja terserah, kantor bisa di alihin ke Aldi dulu gak apa."

"Gini aja deh bun." Arvin mencoba menenangkan semuanya karena semua perdebatan ini berasal dari dirinya. "Kalian berempat pergi liburan biar Arvin jaga rumah. Arvin gak apa kok tinggal sendiri di rumah, nanti bisa suruh teman yang nginep atau Oma sama kakek atau Paman Bidi."

*

"Kak Alvaro lagi dimana kok berisik--" kata Alvaro membaca salah satu komentar fans di layar ponselnya, dia lagi siaran langsung gengs, sambil mangku Aleandri. "Gue lagi di bandara bro, otewe Bali yang pasti sama ayah rich gue nih." Alvaro mengarahkan ponselnya kepada Iqbaal yang fokus dengan ponselnya. "Yah, say hi sama fans Alvaro."

Iqbaal menoleh kemudian berdada - dada sambil memerkan jajaran gigi putihnya itu. "Alvaro alay banget pakek acara siaran langsung begitu, pamer."

"Yah di katain ganteng," pekik Alvaro. "Ayah Alvaro ganteng banget sebelas duabelas sama Alvaro," ujar Alvaro.

"Gak sih, ganteng Alvaro tahu," celetuk Alvaro.

"Ngibul kamu, Al."

"Yah, mau ayahhh," rengen Aleandri merentangkan tangannya. Dengan sigap Iqbaal meraihnya.

"Arvin gak ikut, biasalah dia anaknya gak gaol kaya gue gitu, eh udah dulu ya bro and sist, gue mau prepare," kata Alvaro diakhiri lambaian tangannya.

"Alvaro kamu lagi ngapain sih?" tanya (Namakamu) yang baru saja datang dari kamar mandi kemudian duduk di sebelah Alvaro.

Alvaro kemudian menoleh masih dengan siaran langsungnya kemudian merangkul bundanya yang lebih kurus darinya. "Lihat deh bun, Al siaran langsung di instagram."

"Alamakk, yang nonton sembilan ribu kok banyak ya Al?"

"Biasa, beli follower," celetuk Iqbaal seraya memangku Aleandri yang sibuk memainkan game di ponselnya.

"Bunda dikatain cocok sama fans Al--ini bunda Alvaro tahuu," ujar Alvaro.

"Alvaro, di Bali mau kemana aja soalnya aku dari Bali dan pengen banget ketemu sama kamu," kata Alvaro membaca bait perbait komenan di layar ponselnya. Kemudian di menoleh ke arah Iqbaal.

"Pokoknya keliling Bali," terang (Namakamu) nyengir kearah layar hp milik anaknya itu.

"Bundanya lucu-- digituin bun."

"Kemana aja jelasin satu satu."

"Masak di jelasin, lagi 10 menit dah mau terbang," kata Iqbaal.

**
1. Pantai kuta.
2. Flamingo Bali.
3. Ubud
4. Taman ujung bali.
5. Pablo's Canggu
6. Tropicola beach club.

Keenam tempat itu nanti akan di kunjungi Sama keluarga Iqbaal tanpa Arvin. Ada yang mau nambahin? 😂

 Ada yang mau nambahin? 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro dan Arvin dah gede.

Aleandri Dhifakhri Monlenatta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleandri Dhifakhri Monlenatta.

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang