Prt4• Keempat

12.2K 736 19
                                    

Keluarga adalah tempat berbagi paling indah di dunia ini — jangan lupakan.

***

"Kamu mau steak atau bubur ayam kaya anak-anak?" Tanya Iqbaal pada istrinya.

Mereka sudah berada di sebuah tempat makan lesehan di penghujung kota. Setelah menghabiskan waktunya di kolam renang. Malam ini mereka mampir untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

"Bubur aja Bunda," usul Alvaro. "Enak banget. Ada kuah karinya yang bikin nagih. Hampir setiap hari Alvaro, Arvin dan Nenek ke sini. ENAAAK banget."

"Tapi kalo Arvin gak pakek kacang dan daun bawang."

"Kenapa?" Tanya (Namakamu).

"Rasanya gak enak kaya makan tanah sama rumput," jawab Arvin polos.

(Namakamu) terkekeh kecil. "Saya udah kenyang jadi saya gak pesan."

"Yaah Bunda gak seru," kata Alvaro.

"Kapan makannya emang?" Tanya Iqbaal.

"Tadi sore. Saya orange jus aja ya."

Iqbaal mengangguk. "Ya udah. Nanti kalo mau sesuatu tinggal bilang ya."

"Buburnya dua. Satunya gak pakek kacang dan daun bawang. Satu lagi steak yang medium. Tiga air mineral dan jus jeruknya satu. Ada tambahan lagi Bun?" Tanya Iqbaal kepada istrinya.

Matanya melebar saat sekarang menjadi pusat perhatian antara kedua anak, suami dan pelayan laki-laki yang tengah menatapnya. Panggilan Iqbaal padanya membuat syok, entah, bahkan ingin membuka mulut saja rasanya kaku.

"Dan dessert ya," lanjut Iqbaal karena tak mendapat balasan dari istrinya.

Setelah pelayan pergi. Baru akhirnya (Namakamu) bisa bernafas dengan lega. "Kenapa Mas Iqbaal manggil Saya kaya gitu?"

"Maksudnya?" Tanya Iqbaal tak mengerti.

"Tidak. Bukan apa-apa," kata (Namakamu) malas.

Alvaro terkekeh lucu. "Oh ya. Ayah minggu depan tamasya ke Bandung ke Taman Safari. Jadi Alvaro dan Arvin di haruskan ikut. Kalo di temenin Ayah sama Bunda, boleh gak?"

Iqbaal melirik istrinya. "Wah kayaknya kita perlu omongin lagi. Secara Ayah belum cek jadwal kalo minggu depan ada acara atau gak. Tapi, Ayah pasti akan usahakan."

"Eh Alvaro!" Pekik Arvin. "Kan di bilang salah satu antara Bunda dan Ayah. Bukan keduanya kocak."

"Heh."

Arvin terkekeh. "Maaf Yah. Jadi kalo Ayah gak bisa berarti sama Bunda. Tapi kalo Bunda harus bisa."

"Vin anterin aku ke kamar mandi, kebelet." Kata Alvaro menarik tangan saudara kembarnya untuk pergi.

(Namakamu) berfikir sejenak. "Saya kayaknya gak bisa. Ada kegiatan BEM yang harus saya urus mulai senin sampai minggu depan. Sebagai anggota inti saya gak mungkin izin gitu aja."

"Emang gak ada Taman Safari di sini sampai jauh-jauh ke Bandung?" Imbuhnya.

Iqbaal terdiam. "Nanti aku omongin ke anak-anak supaya mereka paham. Kalo kamu emang beneran gak bisa."

"YEEY!" Teriak Alvaro yang baru saja datang. "Alvaro seneng banget. Di sekolah nanti, temen yang lain gak akan ngejek Alvaro dan Arvin lagi. Mereka semua harus tahu kalo Alvaro itu punya Bunda!"

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang