Gimana rasanya di cintai se ugal-ugalan itu?
***
"Arvin Alvaro jangan lari-larian atuh. Nanti kalo perut Bunda kenapa tendang kaki kamu gimana?" Tanya Rike.
Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.
"Ya maaf atuh," celetuk Alvaro kemudian duduk dan ikuti Arvin di sebelahnya. "Bunda tadi sore sama Ayah kemana?"
"Tadi sore ke dokter. Kenapa emangnya?"
Alvaro berdecak sebal. "Tuh kan si Ayah gak ngajak. Setiap pergi sama Bunda pasti gak di ajak. Dulu kalo gak ada Bunda, kemana-mana kita selalu ikut. Ya kan Vin?"
"Ya. Kalo gak ikut pasti di beliin mainan. Kok sekarang gak di beliin apa-apa Bunda?" Timbrug Arvin.
(Namakamu) terkekeh geli. "Nanti tanya ke Ayah deh."
"Lagian udah gede segala beli mainan," celetuk Iqbaal baru saja datang membawa segelas air. "Minum airnya dulu (Namakamu)?"
(Namakamu) menoleh ke arah Iqbaal. Meraih gelas itu dan meneguk isinya. "Makasih Mas."
"Curang mah!"
Alvaro teringat sesuatu. "Ayah. Tadi waktu pulang dari rumah Bunda Fildhza. Ada tante Bella nyamperin aku dan Arvin. Katanya dia di suruh Ayah jemput kita, tapi kata pak Umang mah enggak."
"Terus tangan Arvin di tarik keras. Mau di bawa pergi tapi untung Om Adi cepet keluar rumah soalnya Arvin sama Alvaro teriak." Tuturnya.
"Kamu belum urus penangkapannya si Bella?" Tanya Rike meninggi. "Udah sampai ke anak kamu loh di ancam Baal!"
"Tapi kalian ada yang luka gak?" Tanya (Namakamu).
"Alvaro yang kena cakar kukunya tante Bella Bun," ungkapnya polos. "Tapi udah di obatin tadi."
"Harusnya kamu udah gerak loh setelah ada bukti itu. Kenapa jadi panjang masalahnya. Ini anak-anak kamu kena. Gimana kalo dia juga pengen ngehancurin (Namakamu)?! Dia lagi ngandung anak kamu loh!!"
"Aku udah serahin ke Aldi semuanya."
"Ya kamu emang gak pernah nanya gimana hasil laporannya?! Aduh Iqbaal kamu bener-bener lalai! Kalo Ayah tahu di marahin kamu tuh!"
"Nek jangan marah ke Ayah!" Suruh cucunya itu.
(Namakamu) meletakkan gelas kosong di meja. Lalu beranjak meninggalkan keributan antara suami dan mertuanya. Ia merasa kepalanya sangat pening.
"(Namakamu)?" Panggil Iqbaal. "Bun, bisa di omongin pelan-pelan gak? Menantu Bunda lagi hamil loh."
Rike terdiam. Namun gimana semuanya tak terkontrol mendengar cerita cucunya itu.
Suara decitan pintu nyaring terdengar membuat Iqbaal beserta yang lainnya menoleh kesumber suara.
"Hai calon suami?"
Bersambung.
Selamat malam semuanya.
Jangan lupa di vote ya :)
Jangan lupa di komen juga.
Thank you.
Revisi : 1 Mei 2020