Prt22• Keduapuluh Dua

6.4K 645 34
                                    

Ngidam soon. Iqbaal, its gonna be alright-,

***

"Hari ini gak kuliah Sayang?" Rike menyapanya saat menantunya itu datang dan duduk di sebelahnya.

"Enggak Bunda. Hari ini dosen gak bisa ngajar katanya," jawabnya. "Oh ya. Mas Iqbaal sama anak-anak kemana Bun?"

Rike mengingat sebentar. "Entah. Tadi Bunda lihat mereka keluar. Mungkin jalan pagi, tapi kenapa kamu gak ikut sekalian olahraga ringan?"

"Kata dokternya di suruh istirahat dulu."

Rike terkekeh. "Ya memang. Tapi kalo olahraga itu baik."

"Ya aku gak mau Bunda, capek." Jawabnya membuat Rike terkekeh. "Bunda udah sarapan?"

"Udah tadi. Kamu gimana?"

(Namakamu) mengangguk mantap. "Tadi Mas Iqbaal beli bubur ayam. Masih satu siapa tahu Bunda mau."

"Udah. Tadi udah Iqbaal yang kasih tahu ke Bunda makanya sarapan pakek itu."

"Bundaa!!!" Teriak kedua anak laki-laki itu dari ambang pintu. Tentu sang pemilik sebutan itu menoleh termasuk Rike.

Alvaro menyenggol pelan tubuh Arvin saat tepat di hadapan sang Bunda. Di susul Iqbaal yanh baru saja datang di belakang mereka. "Arvin yang ngomong deh."

"Gak! Alvaro aja. Arvin takut."

Alvaro menengok ke belakang. "Ayah aja."

"Kalian kenapa?" Tanya Rike bingung.

"Tadi ketahuan Pak Derajat ngambil mangga yang baru berbuah itu," ungkap Iqbaal membuat Alvaro dan Arvin terkejut.

"Maksudnya?" Kata Rike bingung. "Pak Derajat? Mangga? Bunda gak ngerti Baal."

Iqbaal berfikir sebentar. "(Namakamu) pengen makan mangga muda Bun. Tapi katanya yang punya Pak Derajat lebih menggiurkan. Iqbaal usahalah ke rumahnya. Tapi gak dapet."

"Ya itu karena salah Ayah yang berisik kan jadinya anjingnya pada bangun!" Omel Alvaro.

"Astagfirullah Iqbaal! Kalian ngajarin anak-anak mencuri?"

"Gak Bunda. Tadinya mau izin tapi Pak Derajat lagi keluar kota katanya. Ya udah Iqbaal usaha ngambilnya," kata Iqbaal.

"Ayah dan kelakuan masa mudanya," celetuk Arvin.

Rike terkekeh. "Istri kamu itu namanya lagi ngidam. Kaya baru pertama punya istri hamil aja," sindir Rike. "Nanti kita beli aja di supermarket sambil jalan-jalan cuci mata. Gimana Sayang?"

(Namakamu) menoleh. "Lebih enak mangga tetangga itu Bun."

"Kamu udah nyoba nyari di Bu Vina Baal? Dia juga punya pohon mangga siapa tahu berbuah."

"Tuh kan. Alvaro bilang apa coba tadi ke Ayah. Suruh nanya ke Bu Vina kan Alvaro sama Arvin sering main kesana," omelnya lagi membuat Rike dan (Namakamu) menahan tawanya.

Iqbaal menyentil pelan telinga Alvaro. "Bohong! Gini aja, gimana kalo kita ke Mall sekalian belanja kebutuhan kamu, Bunda dan anak-anak. Atau baju, tas, sepatu yang kamu butuhin deh."

(Namakamu) tersenyum senang. "Nah maksud aku tuh itu! Nyari mangga di Mall kaya yang Mas Iqbaal bilang Bun."

"Ya udah kalo gitu aku siap-siap dulu. Bunda juga harus siap-siap. Termasuk Mas Iqbaal dan juga kalian berdua," imbuhnya.

Iqbaal terdiam saat mendapati istrinya bersemangat dan senang. Sejak hamil (Namakamu) berubah. Bukan, tapi sejak kepulangannya dari check up ke dokter saat bertemu Mike di penghujung rumah sakit. Entah apa yang di bicarakan, (Namakamu) menyapu tangannya membawa pergi dari hadapan Mike. Kini lamunanya di sadarkan oleh Rike sang Ibu hingga membuatnya berdehem.

"Jangan sampai bikin (Namakamu) nangis lagi. Dia udah mulai bisa nerima kamu. Yuk, jangan kecewakan dia," pesannya.

"Baik Bun."

BERSAMBUNG

POOR IQBAAL👇

BORONG BARANG BRANDED KAYAKNYA SERUUU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BORONG BARANG BRANDED KAYAKNYA SERUUU.

SERATUS KOMENTAR DEH BARU DI NEXT LAGI😂😂

TERLALU BANYAK YA?

YA GAPAPA LAH BODO AMAT.

GAK DENG, CANDAAAAAAA.

UDAH GANGERTI SAMA OTAK AING YANG ABSURD INI

Revisi : 1 Mei 2021

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang