Lega ya rasanya; setelah bergelut dengan masalah berat akhirnya bisa kembali menghirup udara segar.
***
"Cie. Tumben pagi-pagi udah di dapur. Kamu lagi ngapain?" Tanya Rike menggoda menantunya. "Masak apa? Buat Iqbaal?"
(Namakamu) terkekeh. "Gak Bunda. Aku lagi belajar masak sama Bi Ratih."
"Jangan terlalu capek ya?" Pesan Rike. "Oh ya. Hari ini kamu mau kuliah?"
"Liburnya udah selesai kemarin. Jadi hari ini aku mau masuk buat ujian susulan karena kemarin aku gak ikut."
Rike mengangguk. Meraih lemon berwarna kuning dan memotongnya. Memasukkannya ke dalam gelas diberikan madu sedikit lalu di masukkan air hangat. "Ini minuman hangat kesukaan Iqbaal. Air lemon, setiap hari Bunda selalu buatin buat dia katanya kalo Bunda yang buat lebih enak dari pada Bi Ratih."
(Namakamu) menoleh memperhatikan gerak-gerik mertuanya. "Ya Bunda."
"Setelah selesai masak kamu bisa langsung ke meja makan. Nanti Bunda siapin, soalnya Iqbaal lebih suka makan ikan di banding ayam goreng."
Sepertinya meledek. (Namakamu) tengah menggoreng ayam sekarang. "Emangnya Mas Iqbaal gak suka ayam?"
"Katanya sih kalo bukan Bunda yang buat dia gak suka. Maklum ya udah lama sekali tinggal sama Bundanya."
(Namakamu) seperti sedang telanjang. Memalukan dia belajar menggoreng ayam untuk suaminya pertama kali namun Iqbaal tak menyukai ayam goreng selain buatan Bundanya. Baiklah, Ia mematikan kompor meski Ia tak tahu apakah Ayamnya sudah matang atau belum. Ia muak menatap ayam mentah yang belum di goreng itu. Lalu meletakkan ayam yang sudah di goreng dahulu ke dalam piring.
"Kenapa kok di matikan (Namakamu) itu belum matang," protes Rike.
"Biarin saja. Lagian Mas Iqbaal gak suka makan ayam goreng. Ya udah segini aja cukup buat aku sendiri," ketusnya.
"Ya tapi itu di goreng sampai matang dulu. Kan..."
"Pagi?" Sapa Iqbaal di ambang dapur tiba-tiba. "Lagi ngobrolin apa?"
Rike terkekeh geli. "Nih air lemon buat kamu. Tadi Bunda lagi nanyain kenapa tiba-tiba kompornya di matiin kan ayamnya belum matang."
Iqbaal menoleh ke istrinya. Ia tahu bahwa istrinya tengah sebal namun kali ini Iqbaal memilih untuk berdiam sampai akhirnya sang istri berbicara.
"Biarin aja di sana. Lagian Mas Iqbaal gak suka ayam goreng buatan aku jadi segini aja cukup buat aku," ucapnya kesal.
"Ya nanti Bunda deh yang lanjut goreng buat Iqbaal," kata Rike membuat menantunya menoleh.
"Apa bedanya Bun gorengan aku sama Bunda? Sedangkan minyak dan ayamnya juga sama?" Tanyanya tak suka. Efek ibu hamil mungkin jadi lebih sensitif dan tersinggung.
"Gini aja Bun. Karena (Namakamu) udah goreng buat Iqbaal nanti aku makan ini aja. Sisanya buat yang lain aja," ucap Iqbaal hati-hati.
(Namakamu) tersenyum singkat.
"Ya udah kita ke meja makan yuk?" Ajak Iqbaal kepada istrinya.