Semakin rumit ya hidup ini, kuatin lagi pundaknya ya?
***
"Happy birthday bunda," Arvin menatap lekat bola mata yang dihiasi buliran air mata. (Namakamu) menangis melihat kondisi Arvin yang semakin melemah. "Maaf. Arvin belum bisa beliin kado buat bunda."
"Arvin kuat aja, itu udah jadi kado terbaik buat bunda di usia bunda yang sekarang." Arvin tersenyum.
"Arvin udah kuat tapi kalo tuhan mau ngambil Arvin, bisa apa?"
"Gak boleh ngomong gitu, sayang." Ia mengelus rambut putranya. "Kamu harus janji kalo kamu bisa bertahan, harus kuat ya Vin?! Kamu masih punya mimpi besar yang belum kamu wujudin, Mumbai? Barcelona? Beasiswa? Jadi nomor satu di dunia ini, meski sekarang kamu tahu bunda bukan bunda kandung kamu."
"Bun." Arvin tersenyum meski berat, "bunda tahu? Banyak orang di dunia ini yang berlomba untuk menjadi nomor satu tapi Arvin cuma ingin jadi nomor satu di hati bunda."
"Alvaro mana?" (Namakamu) menggeleng, ini bukanlah waktu yang tepat jika tuhan mengambil anak baik seperti Alvaro. Hatinya bergetar saat Arvin mulai meminta seluruh keluarga berkumpul di sini. "Arvin mau pamit sebelum Arvin pergi."
"Arvin? Cucu oma yang paling oma sayangi, kamu gak kasihan sama bunda yang dari kemarin nangisin kamu? Jangan ngomong hal yang gak bener ya, semua pasti ada jalan keluar."
"Arvin cuma nanya Alvaro mana?"
Rike menatap menantunya sendu. "Mana sayang?"
"Alvaro izin pergi jenguk Zidny sama mas Iqbaal, walaupun aku udah larang mereka pergi. Ada baiknya kan kalo mereka pergi bareng sama Arvin juga."
"Oh! Alvaro nyuri start ketemu sama bunda kandung duluan, ya?"
"ARVIN!!!!" teriak Alvaro bahagia di ambang pintu membuat semuanya terkejut. "Vin gue udah ketemu bunda duluan."
"ALVARO BISA GAK TINGKAHNYA DI BENERIN?!!"
***
HAI? AKU KEMBALI 🤪
Revisi : 3 Mei 2021