Prt15• Kelimabelas

7.1K 713 50
                                    

Aku sadar diri dan aku memilih mundur karena terluka

Aku sadar diri dan aku memilih mundur karena terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hari ini aku udah mulai masuk kerja. Kalau ada sesuatu kamu bisa telpon atau hubungin aku biar aku bisa penuhi apa yang kamu mau," kata Iqbaal. Duduk di pinggir ranjang menghadap ke istrinya yang sedang bersendar di tembok kasur. Walau wajahnya terlihat cuek dan menyeramkan. Iqbaal sebisa mungkin membuat suasana seperti biasanya.

(Namakamu) hanya diam. Segelas air putih sebagai tempat matanya berlabuh. Jujur Ia sangat muak dengan semuanya. Dia adalah korban. Korban dari kelicikan suaminya itu.

"Pagi Bunda," pekik kedua bocah laki-laki di ambang pintu.

"Pagi Alvaro dan Arvin," balasnya singkat.

"Bunda cepet sembuh Ya," kata Alvaro memberikan satu kecupan di pipi kiri Ibunya. Disusul Arvin setelahnya. "Biar kita bisa main bareng lagi. Playground, renang, beli es krim kesukaan Bunda dan berangkat sekolah bareng."

"Satu lagi," seru Arvin. "Tidur bareng Bunda."

(Namakamu) terkekeh kecil. "Nanti malam kalian boleh tidur bareng aku. Hm, maksudnya tidur bareng bunda."

"Ini serius? Terus ayah gimana?" Tanya Alvaro penasaran.

(Namakamu) terdiam. Menoleh sebentar ke arah suaminya. Namun, tidak merubah segalanya. "Kalian mau berangkat sekolah?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Ya. Tapi bareng sama Kakek biar gak gangguin Ayah katanya Ayah sibuk," adu Alvaro.

"Ya sudah kalian berangkat sana. Supaya gak telat."

Keduanya mengangguk. Lalu memberikan kecupan di tangan kanan sang Bunda. Barulah setelah itu ke tangan Ayahnya. Tidak lupa berpamitan dan berangkat sekolah.

"Aku juga mau berangkat kerja," kata Iqbaal meraih tas kerjanya. Ia menyodorkan tangannya kepada istrinya.

(Namakamu) dengan terpaksa meraih dan menempelkan di dahi. Lalu ia beranjak turun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar di susul Iqbaal di belakang. Tak ada sepatah kata apapun mereka berdua tampak bungkam.

"Tapi Saya mau ketemu Iqbaal Tante," pekik seseorang di ambang pintu membuat sepasang manusia itu berhenti di bawah tangga menyaksikan keributan di depan sana.

"Ya. Saya nanya alasannya kenapa nyari anak saya. Dan, kamu tolong ajarin anak kamu sopan santun," kata Rike penuh amarah.

"Bilang ke anak kamu jangan sembarang ngehamilin anak orang!" Bentak perempuan paruh baya di hadapan Rike.

"Maksudnya?"

"Anak saya hamil!" Bentaknya lagi. "Dan anak kamu yang bikin anak saya kaya gini!"

"Astagfirullah," gumam (Namakamu) pelan.

"Iqbaal Tan." Bella mencoba membujuk Rike.

Iqbaal menganga. Lihat sekarang bagaimana keadaan istrinya. (Namakamu) memang mendapat nasib yang buruk. Belum selesai masalah kemarin sekarang masalah baru muncul lagi.

"Astagfirullah. Kalian berdua jangan fitnah! Anak saya Iqbaal sudah menikah, dia gak mungkin ngelakuin hal itu!" Tolak Rike histeris.

"Jahat kamu!" (Namakamu) mendorong kasar Iqbaal. Pergi berlari ke lantai atas. Iqbaal hanya diam. Kepalanya pening, bagaimana bisa ini terjadi.

Ia urungkan niatnya mengejar istrinya. Jika Iqbaal menyusul istrinya keadaan Rike akan semakin parah. Tangannya mengepal kini Ia berjalan ke ambang pintu.

"Jahat lo Bell! Gue gak pernah nyentuh lo sama sekali tapi lo tega nuduh gue!"

"Iqbaal jelasin ke bunda kalo itu gak bener kan?!"

"Gue perlu bukti!" Bentak Iqbaal.

Bella bersidekap dada. "Bukannya gue udah kirim bukti waktu aku tidur sama kamu ke istri kamu yang cantik itu? Gak cukup?!"

"Itu foto udah lama banget Bell! Dan gue pun gak sadar kalo gue tidur sama lo. Kalaupun Ia itu anak gue harusnya lo hamil setelah lo tidur sama gue! Sedangkan ini udah hampir lima bulanan."

"Ya. Usia kehamilan gue empat bulan lebih. Itu berarti setelah kamu tidur bareng aku kan Baal?"

Rike terisak. "Jahat kamu Baal! Bunda kecewa."

Bersambung.

sip, aku ngantuk bre.

Apa ada yang belum tidur?

Aku kesepian tau.

Jangan lupa vote dan komen

Sory kalo ada typo berserakan :<

Revisi : 1 Mei 2021

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang