10. Friendshit!!

1.3K 210 11
                                    

Degup jantung Loui berpacu cepat, kepalanya yang sudah berat mendadak pusing. Sepersekian detik lalu, laki-laki di sampingnya itu baru saja berkata.

'Gue suka sama lo'

Lantas, dalam situasi ini, Loui harus jawab apa? Bohong sekali jika Loui menyukai laki-laki itu juga. Oh ayolah, cinta tidak tumbuh secepat itu. Kendati Seungyoun ganteng, tinggi, kaya, dan provokatif. Loui sama sekali tidak kepincut. Loui sendiri masih tenggelam akan bayangan Seungyoun dalam pikirannya. Sesaat ketika dihadapkan pada raut sejuta penasaran di wajah laki-laki itu seolah dia meminta jawaban, Loui segera menepis keras anggapan bahwa dia ingin bersama Seungyoun dalam arti yang berbeda.

"Lo ngomong apa, sih?"

"Nath..." ketiga kalinya nama itu disebut, Loui menahan napasnya.

Enggak enggak enggak, jangan cium gue. Jangan cium gue.

Seungyoun mendekatkan wajahnya, lebih dekat sampai aroma parfum bercampur terik matahari dari kaosnya begitu terendus pekat.

"Nath.." panggilan ke-empat, jantung Loui seolah ingin meledak sekarang juga. Loui memejamkan sebelah mata, jemarinya bergetar heboh.

Yaelah, ini cowok mau nyium gue apa begimana dah. Gue kan gak pernah ciuman."

"Nath,"

Anjir. Ini udah lima kali dia manggil nama gue, apa gue sahutin aja ya?

"Lo.. Mau kan..."

"Ma.. Mau a.. apa?" jawab Loui tergagu.

"Plis, lo jangan menghindar lagi. Gue bener-bener butuh elo."

Untuk kali pertama memang, ada yang membutuhkan Loui sebegini inginnya. Tapi di waktu yang sama, permintaan Seungyoun seakan tak memiliki kejelasan apapun.

"Gue belum pernah pa--"

"Jadi temen gue ya?" pinta laki-laki itu tiba-tiba.

Tunggu..

Loui membuka lebar-lebar matanya. Apa tadi Seungyoun bilang?

"Jadi apa?" tanya Loui memastikan.

"Gue suka sama lo." kata Seungyoun, laki-laki itu kembali pada posisinya, duduk sembari memeluk kedua lutut. Hembusan angin di kala waktu menunjukkan pukul dua belas siang nampak tak seperti angin biasanya. Separuh kaos Loui perlahan mengering. Meskipun dia masih kedinginan, hal tersebut tak lantas membuat Loui kembali melankolis.

"Jadi lo suka sama gue sebagai temen?" Loui kembali memastikan.

"Dari awal ketemu pun gue udah suka sama lo." sahut Seungyoun dengan entengnya.

Dasar cowok kerdus. Bisa-bisanya dia bilang suka ke gue seserius itu. Dah, gue kira dia beneran nembak gue tadi, asyu.

"Gimana?" tanyanya lagi.

"Gimana apanya?"

"Mau jadi temen gue enggak?"

Loui memangku dagu di atas lutut, bibirnya manyun. "Nanti.. dedek baper bang." ujar Loui setengah bercanda.

Seungyoun tertawa, satu tangannya kembali mampir di puncak kepala Loui, mengacak rambutnya pelan. "Jangan gemes-gemes kenapa sih, nath. Ntar gue cium baru tau rasa, lho."

RUMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang