Loui berlari tergesa-gesa menuju halaman parkir fakultas pertanian. Beberapa bus pariwisata berderetan parkir di lapangan menunggu para mahasiswa segera masuk dan memulai perjalanan menuju lokasi praktikum selam. Loui tiba di sana sebelum jam sepuluh pagi, ia tidak terlambat, hanya saja beberapa bus terlihat sudah penuh. Loui terpaksa harus mencari satu kursi kosong tuk dirinya sendiri nanti.
"Gue ketinggalan bis kelas gue apa ya?"
Dabi, cewek dari kelas 1b yang dia tanya lantas menggeleng. "Belum kok, temen-temen kelas lo kayaknya masih kumpul di depan gedung dekanat,"
Atas informasi itu Loui buru-buru lari ke rombongan kelasnya, takut saja bila tertinggal. Sampai di sana, benar saja, separuh populasi teman-temannya tengah mengobrol satu sama lain. Loui akhirnya mendesah lega.
"Mel.." seru Loui pada sosok teman perempuannya. Melinda berbalik, menghadiahi senyuman simpul tertuju pada Loui. "Baru nyampe lo?"
"Iya nih, tadi macet di jalan."
Melinda berdeham pelan, lantas mengapit lengan Loui mesra. "Bus kita lagi mogok, jadi disuruh nunggu dulu di sini. Sebel banget,"
Loui sekedar tersenyum tipis. "Iya udah tunggu aja, Mel."
"Males nunggu lah," ketus Melinda seraya berjalan lebih dulu meninggalkan Loui sejengkal di belakang. Setelahnya, sosok cewek itu perlahan duduk di kursi berbatuan yang tak jauh dari taman kura-kura dekanat fakultas pertanian. "Duduk di sini dulu deh sambil nungguin busnya jalan."
Tanpa disuruh pun Loui juga udah inisiatif mau duduk-duduk aja sambilan nungguin bus yang akan mereka tumpangi beroperasi. Di kala duduk berdua dan mengobrol tentang beberapa hal. Pandang mata Loui menatap lurus pada segerombolan cowok-cowok rese' yang ada di kelasnya. Sebut saja Jinhyuk, Hangyul, Hyunbin, Byungchan, dan yang terakhir, males banget Loui sebut-sebut namanya. Tapi apa boleh buat, sosok cowok mesum itu--- menurut Loui, pasti akan selalu yang paling menganggu penglihatannya, sekaligus yang akan sering dia lirik-lirik tak sengaja.
"Seungyoun lagi ngeliatin gue apa ngeliatin elo ya?" Terka Melinda sambil menyenggol lengan Loui.
"Hah? Perasaan lo aja kali, Mel. Jangan gampang kegeeran, haha."
Melinda mendelik, bibirnya maju. "Gue gak geer, Loui. Gue tuh cuma aneh aja. Akhir-akhir ini Seungyoun tuh suka ngeliatin gue mulu deh. Gue salah apaan ya? Jadi ngeri."
Loui menahan tawanya diam-diam. "Ngeri gimana?"
"Ya ngeri aja. Kalau semisal dia naksir gue gimana?"
"Gimana apanya?"
"Astaga.." Melinda mulai kesal, bicara dengan Loui gak bisa banget menggunakan bahasa sederhana, kebanyakan nanyanya, Melinda serasa geram sendiri. "Kalau Seungyoun beneran naksir gue, ya gue kan jadi bingung."
Loui ingin tertawa tapi ia tahan-tahan, takut menyinggung. "Bingung kenapa deh?"
"Ya gue bingung. Bingung gimana cara nolaknya."
Hahahaahhaha..
Seolah ada ribuan kupu-kupu terbang di dalam perut, ucapan Melinda membuat Loui terpingkal. "Lo beneran naksir Seungyoun?"
"Bukan gue, tapi dia yang naksir. Lagian, seburuk-buruknya kelakuan Seungyoun itu, dia kalau dilihat-lihat Ganteng banget tahu. Gue bakalan pertimbangin deh kalau ternyata dia suatu saat nembak gue."
"Ouhhh. Will see, deh, Mel. Kalau beneran jadian sama masnya, gue minta traktiran aja." kekeh Loui geli. Melinda pun ikutan tertawa, entah kenapa rasanya akan sangat menggelikan sekali jika apa yang dia katakan betulan jadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOUR
FanfictionAsumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan. Loui hanya ingin tahu sec...