30. Take a revenge

1.1K 178 21
                                    

Berbekal pengetahuan dangkal Loui tentang dunia per makeup-an, jadilah wajah si perempuan sembilan belas menuju dua puluh tahun ini dihiasi rona merah di pipi yang tidak bisa dibilang menor pun tidak ketipisan. Pas-pas saja.

Loui juga menambahkan lipstik berwarna pink lembut kesukaannya di bibir, pun, juga alis yang di bentuk sederhana tanpa perlu di macem-macemin lagi. Yang intinya cantik menurut penilaian dia sendiri, juga menurut mbak-mbak yang dia temui di depan kamarnya, serta menurut Melinda selaku karib yang akan selalu Loui telpon kapanpun dia perlu.

"Loui seriusan deh, elo tuh mau kemana sih dandan kayak bukan elo banget gitu? Haha. Gue saban hari selalu liat lo pake kaos biasa, jins sepergelangan kaki sama sepatu converse item putih doang, tapi sekarang.. Ulala, look at that those highheels, hihi." suara ketawa Melinda di panggilan video call itu betulan kepingin banget Loui hajar online---kalau saja tidak terhalang jarak. Perempuan ini, memang paling bisa saja menjatuhkannya tingkat kepercayaan diri Loui ke dasar terendah lalu menaikkannya lagi sedia kala seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Damn, she is that bitch.

"Gue oke gak, sih, Mel? Kalau enggak.. gue mau ngurung diri di kamar aja, deh. Bodoh amat mau Seungyoun ngamuk kek, mencak-mencak kesel kek. Terserah dia. Gue gak pede tampil sefeminim ini, bener-bener gak pede."

"Kenapa lo gak minta Seungyoun bawa lo ke salon aja, sih, beb? Daripada lo repot-repot mikir elo cantik apa kagak, mending beralih ke sumber kecantikan terpercaya."

"Gak mau gue liat muka dia. Males. Asal lo tahu ya.. Dia udah ngeluarin budget lumayan banyak buat beliin macam-macam dress mahal yang katanya biar gue bisa pilah-pilih mana yang gue suka. Terus gue juga dibeliin sepatu, gak tanggung kayaknya merk terkenal juga. Dan lo malah bilang gue harus minta dia bawa gue ke salon juga?? enggak mau lah. Anjir, kemana harga diri gue, kemana sobat??!!!"

Loui bukan tipe yang akan suka dibeliin ini dan itu, apalagi untuk urusan dateng ke acara party sejawat tak dikenal. Loui tahu, sih. Yang ngadain party pasti salah satu temennya Seungyoun. Dimana dalam hal ini cowok itu pasti menuntut Loui tampil sepadan dengan dia biar tidak dikira babu yang tak sengaja dibeliin barang bermerk. Kendati begitu tetap saja rasanya berat sekali untuk Loui sekedar melangkah ke luar kamar dan menghunus senyum palsu ke segala isi dunia. Loui tidak sepede itu tampil di hadapan banyak orang apalagi sekelas party di belakang resort super mewah ini. Ya ampun, kepingin tenggelam aja rasanya.

"Pede aja lah! Kalau elo ngerasa gak oke, setidaknya lo udah berusaha kan buat tampil cantik, kan? Lagian, jujur ya.. menurut gue elo udah cantik kok. Harus berapa kali, sih, gue bilang ke elo tentang itu. You're pretty and its enough. Make up lo natural, gue suka warna lipstik lo karena itu bikin bibir lo jadi lucu banget gitu. Lo juga milih dress yang bagus, simple, dan gak ngurangin sedikitpun kesan innocent di diri lo. Juga ya.. untuk kali pertama lo berani nunjukin ke orang-orang..
ke Seungyoun, nih, terutama. Kalau lo juga punya kaki jenjang yang cantik. Damn it, gurl! stop it being clueless and over nethink about yourself, lo cantik. Oke?! Udah."

Loui mengusap lembut sebelah pipinya, kalau dia nangis pasti membuat makeup-nya luntur. Sebab itulah Loui harus tahan dan super ekstra hati-hati untuk tidak menangis meskipun dari tadi dia udah kepingin banget mewek.

"Gue udah mulai percaya diri, nih. Oke, gue keluar dulu. Hehehehe." tawa yang canggung, seperti Loui biasanya.

"Gudlak, bebe."

"Ya,"

-

Makhluk yang pertama kali Loui temui di sekitaran lorong unit kamar penginapan resort ialah Seungyoun. Iya, tentu saja dia. Cowok ganteng, dengan mata sipit dan tubuh tinggi yang gak usah Loui ragukan lagi jikalau semua pesona dia ada pada tubuh tingginya itu. Udah ganteng malah makin ganteng mengenakan outfit serba hitam dengan sedikit sentuhan corak begitu. Loui tidak mengerti banyak hal tentang fashion, tapi intinya Seungyoun dengan segala jenis pakaian melekat di tubuhnya selalu menjadi kombinasi sempurna.

RUMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang