Seperti telah terbiasa di ajak kebut-kebutan oleh Seungyoun tiap kali dia membawa mobilnya menuju ke lokasi tertentu. Loui mematrikan sebuah anggapan enteng dalam benaknya bahwa dia pasti akan sampai di tempat tujuan dalam keadaan yang baik-baik saja dan tidak kekurangan sesuatu apapun.Tiba di titik lokasi yang dituju, Loui membuka pintu mobil terburu-buru sebab dia tidak sabaran ingin segera tahu Seungyoun menepikan mobilnya di kawasan apa.
Oh wow banyak sekali manusia berkumpul di area ini. Loui meneguk ludahnya susah payah kala dihadapkan pada keramaian puluhan orang di pintu masuk.
"Lo ngapain ngajak gue ke bandara?" cecar perempuan itu segera.
Seungyoun merunduk sejenak memperhatikan raut cemas seorang Loui Anatha yang masih saja tak bisa berpikir sedikit lebih cerdas.
Sebelah tangan Seungyoun menggandeng erat tangan Loui dan menariknya masuk melewati area pintu masuk bandara. Di sana, persis di area kursi tunggu terlihat berjejeran para calon penumpang tengah menunggu waktu keberangkatan pesawat yang akan lepas landas ke tempat tujuan masing-masing.
"Woiii.." Jinhyuk melambai dari kejauhan, cuma sayangnya hanya Seungyoun yang bisa melihat dikarenakan tinggi badannya yang sangat amat berguna. Loui sudah susah payah berjinjit tapi tak kunjung menemukan presensi Jinhyuk dimanapun. Setengah berlari, Seungyoun mengajak Loui mendekati posisi Jinhyuk yang tengah menunggu jadwal keberangkatan di kursi tunggu.
"Sialan lo. Siapa yang ngebatalin rencana dan siapa juga yang balik ke rencana semula, huh?" Begitu tiba di dekat Jinhyuk, Seungyoun seketika langsung mengomel.
"Hehe," Jinhyuk terkekeh, "Gue gak niat batalin.. cuma si Wooseoknya aja tuh yang plin-plan antara mau atau enggak, jadi ngebingungin. Untung gue sayang."
"Tai kuda," umpat Hangyul dari arah belakang. Begitu langkahnya sampai di sebelah Jinhyuk, tatapan kesal lah yang kini menghiasi wajah Hangyul.
"Lo nya yang bucin ke Wooseok, kita malah yang repot. Gue sampe harus ngebatalin janji ngedate sama cewek gue dong gara-gara lo tiba-tiba nyuruh ke airport dan balik ke rencana awal."
"Rencana awal apaan, sih?" Loui membatin sendirian.
Belum tuntas ocehan Hangyul, datanglah Byungchan bersama Kookheon dan juga Hyunbin jalan beriringan.
"Wah si anjir bang Jinhyuk. Gue abis pulang dari ibadah gereja langsung pesen gojek dong ke bandara. Bangsul emang lo bang," Untuk kali pertama Hyunbin berani menggerutu sebal sampai ia tak kuasa mengumpat dan membuat para kakak tertua dalam rombongan geng-nya terdiam tanpa menyela.
"Tau emang ini orang. Suka mendadak banget ngasih infonya." Byungchan menimpali.
Mendapat protes dari teman-temannya, Jinhyuk sekedar cengar-cengir saja seolah tidak ada kesalahan apapun yang dia perbuat. Tak ingin memperlebar perkara Jinhyuk lantas berinisiatif bicara, "Sori barudaks, hehe. Tiket pesawat hari ini lagi diskon lima persen dari harga normal soalnya. Jadi gue pikir mumpung murah dan bisa ngurangin budget uang gue hahahah."
"Yaelah cuma gegara tiket pesawat diskon doang lu, kebangetan."
"Terus lo pada maunya gimana? Jadi kagak nih bikin supres ke ayang gue."
"Surprise bego," koreksi Hangyul seraya menoyor kepala Jinhyuk.
Melihat sedikit pertengkaran kecil di antara teman-temannya, Seungyoun memutar bola matanya malas. "Yaudah, jadi tiket semua orang udah lo pesen kan?"
Yang ditanya mengangguk. "Iya udahlah."
"Wooseok udah di sana juga dong, dia ngira kita gak dateng kan. Makanya gue mau kejutin dia gitu biar dia nyadar kalau hubungan kita gak ada apa-apa, kita tetep temenan dan gak ada keributan yang terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOUR
FanfictionAsumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan. Loui hanya ingin tahu sec...