"Dia beneran bilang gitu?" Melinda urung menyeruput cappuccino di gelasnya. Ia lebih memilih memperlebar bola mata ketika Loui baru saja cerita tentang apa yang dikatakan Seungyoun kemarin lusa.
Loui mengangguk kecil, "Iya Mel, beneran, dia bilang gitu ke gue." Loui menegakkan tubuhnya, berusaha meniru ekspresi wajah Seungyoun saat menyatakan keinginannya kemarin. "Gue jadi mikir buat pacarin elo, gitu katanya..." Loui meringis, Ia menutup wajah dengan buku saking malunya.
"Bercanda doang kali dia."
"Gak tau juga. Gila emang, tuh, anak. Omongan dia mana ada yang bisa di percaya, sih."
Loui menopang dagu, tersenyum malas meratapi gelas plastik berisi thai tea pesanannya yang cuma dia pandangi saja. Ingatan Loui memutar pada memori dua hari lalu, tepatnya ketika hari berada di penghujung weekend dan dia sedang tak memiliki jadwal kuliah. Lalu, ketika waktu bergulir kembali membawanya ke hari senin yang super sibuk. Loui telah menghindari Seungyoun sejak pagi hari hingga kini mentari terik menampakan wujudnya.
Seumur-umur, baru kali ini ada yang terang-terangan mengajak dia pacaran. Kalau saja Dia bukan Cho Seungyoun, kemungkinan besar Loui bisa menerima sebuah pernyataan cinta tanpa pikir panjang. Sebaliknya, karena dia Seungyoun. Cowok rese' yang sayangnya harus Loui akui berwajah rupawan beserta segudang pesona lainnya membuntuti. Loui lebih baik pikir-pikir dulu, deh. Mana tahu Seungyoun cuma ngerjain dia saja. Tahu sendiri, Cowok ini gak pernah serius.
"Ya udah, sih, tolak aja kalo lo gak mau sama dia." saran Melinda acuh tak acuh. Ia meneruskan kembali membaca novel seraya menyeruput segelas cappuccino dalam diam.
Loui melirik gelagat aneh dari teman perempuannya ini. Dia tidak seperti Melinda yang biasanya selalu heboh dan cerewet. Mengapa tiba-tiba Melinda diam dan tak menggubris kehadiran Loui sehangat hari-hari kemarin, ya?
Apa karena..
Loui menggeleng, ia teringat ucapan Melinda beberapa hari yang lalu sewaktu dia mengira Seungyoun menyukainya. Betapa bodohnya Loui menceritakan pada Melinda tentang ajakan Seungyoun berpacaran, jika ternyata temannya ini mungkin saja menaruh rasa.
Loui tidak berpikir sampai ke sana
"Mel.." panggilnya pelan. Yang di panggil sekedar berdeham ria tanpa menoleh.
"Melinda..."
Terdengar desahan yang tak biasa dari gerak bibir Melinda dan Loui paham sejuta persen, temannya ini sedang tak baik-baik saja.
"Seungyoun pasti gak serius bilang gitu ke gue, kok, hehehe. "Loui cengengesan, ia bingung mau bilang apa. Yang terus keluar dari bibirnya hanyalah suara-suara aneh dan tak jelas.
"Mel..."
"Apa sih?" dengan amat terpaksa Melinda mengangkat wajah, menoleh ke samping. Alih-alih tersenyum dan bertingkah seperti biasanya, Melinda mematut tatapan tak suka dan risih.
"Lo jangan marah dong, gue bakalan nolak Seungyoun, kok. Lagian, mulut lemes kayak dia gak bisa di
percaya, hehe." Loui tertawa canggung. "Gak akan mungkin dia suka gue, kok. Gue tahu kali mana yang serius mana yang cuma bercanda. Jadi lo jangan marah ya, gue gak akan ngambil dia dari lo--"Bola mata Melinda berotasi cepat, Ia mendelik sinis. "Lo ngira gue suka sama Seungyoun?"
Loui gelagapan. "Ya.. habisnya e-lo langsung bete gitu. Gue ngiranya lo, mungkin aja..."
"Tapi, kan, Seungyoun sukanya sama lo, ya udah.." Melinda memalingkan wajahnya lagi, pura-pura fokus membaca novel.
Loui mengusap lehernya, serba salah. Dalamnya lautan masih bisa di ukur, tapi dalamnya hati manusia, gak ada yang tahu. Ungkapan seperti inilah yang kini Loui pikirkan. Sekalipun Melinda kelihatan tidak tertarik dengan Seungyoun, tapi separuh hati gadis itu nyatanya menunjukkan sebaliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOUR
FanfictionAsumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan. Loui hanya ingin tahu sec...