*ini yang terakhir, yang dulu pernah di unpublish pas bulan puasa. Silakan dibaca ulang.
Ada cerita baru dari pairing yang sama. Seungyoun lokal.
Cek, Judulnya guide to your heart di workku!
↩↪
Ruang rapat mahasiswa itu seolah menjadi saksi nyata bagaimana eksistensi Loui dibicarakan terus- menerus oleh segelintir orang yang mengaku menyukai sosok keren dari seorang Han Seungwoo. Padahal Loui nyaris berbusa-busa mengatakan bahwa dia tidak ada hubungan apa-apa dengan yang bersangkutan.
Situasi ini mengingatkan Loui pada beberapa adegan klasik novel romance yang baru-baru ini dia selesaikan di sela-sela kesibukkannya belakangan. Gadis itu mencoba membuktikannya dengan kejadian yang terjadi saat ini. Kala itu Seungwoo sibuk wara-wari di hadapannya, kadang menelpon, kadang berbalas pesan, dan beragam hal lain.
"Abis ini gue pasti bakalan dikerjai deh, Sal, sama mereka."
"Siapa yang maksud lo?"
"Itu!!" Loui menunjuk Pevita dan Helen di sudut ruangan yang tengah bisik-bisik julid ke arahnya.
"Mereka?" Salsa tertawa, "Salah satu diantara mereka itu pernah nembak kak Seungwoo, lho. Dan lo tau nggak jawaban kak Seungwoo apa?"
"Apa??"
"Kak Seungwoo pernah bilang sama mereka, di kehidupan sebelumnya apa mereka berdua pernah ada koneksi?"
"Kok Masnya malah nanya kek gitu?" Loui nggak ngerti.
"Bentar, gue belum selesai."
"Oh iya-iya, lanjut."
"Nah.. abis itu kan si Helen nanya dong maksud kak Seungwoo apa? Dijawab deh sama Masnya, dia bilang kalau di masa lalu mereka nggak pernah ada koneksi harusnya Helen itu nggak perlu suka sama Seungwoo segala karena Dia nggak suka cewek yang nembak dia duluan."
"Hah? Kok gue nggak ngerti."
"Aih.. Intinya Kak Seungwoo itu kalau suka sama cewek, maunya dia aja yang nembak, dan Helen itu nggak masuk kriteria dia karena udah sejak awal mereka kenal pun, Kak Seungwoo nggak pernah ngelirik-lirik Helen atau bahkan ngasih dia attention gitu."
"Oh, jadi maksud lo Kak Seungwoo itu lebih suka jadi pihak yang mengejar daripada dikejar, gitu ya?"
Salsa mengangguk setuju. "Iya betul. Kayak Kak Seungwoo sewaktu ngeliat lo gitu lah. Dia kan sering caper ke elo, terus elonya juga diperhatiin banget sama dia sampai tangan lo pegel aja tugas lo dilimpahin ke kita. Sebel sih gue.. Tapi nggak apa-apa deh, gue malah seneng ngeliat Kak Seungwoo mulai naksir cewek lagi setelah sekian sekian lama ngeliat dia jomblo dan dibilang gay sama orang-orang."
Loui tersedak salivanya sendiri selepas mendengar penuturan Salsa. Bukannya bermaksud kegeeran, cuma rasanya aneh saja mengetahui ada cowok yang digadang-gadang menyukai Loui tapi status dia sendiri masih punya pasangan. Belum sepenuhnya putus.
Perempuan berambut lurus sebahu itu kembali memperhatikan tingkah Seungwoo di satu ruangan yang sama dengannya. Seungwoo sibuk telponan, entah siapa pula yang dia hubungi di seberang sana, Loui enggan menanyai detilnya. Yang pasti sih, dwi manik Loui bergerak gelisah ke kanan dan ke kiri mengikuti derap langkah Seungwoo di depannya. Tawa lelaki itu selalu menular, membuat Loui ikutan tertawa juga walau Seungwoo sama sekali tidak sedang mengajaknya bergurau. Saat Seungwoo berdiri menyudut di dinding, berkacak pinggang dan bahkan memandangi layar ponsel dengan kening berkerut pun mengundang detak jantung Loui bersuara, walau ia tak cukup tahu mengapa bisa demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOUR
FanfictionAsumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan. Loui hanya ingin tahu sec...