Asumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan.
Loui hanya ingin tahu sec...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Boleh duduk di sini, gak?"
Suara manis ini menghentikan sejenak perhatian Seungyoun dari coretan gambar asal-asalannya di atas kertas sketchbook. Seungyoun mendongak dan mendapati sang sumber suara berasal dari perempuan yang belakangan ini memenuhi hari-harinya dengan ciri khas wajah terlihat-lipat sepanjang waktu.
Senyuman manis ia suguhkan tanpa ragu beserta alis yang sengaja di angkat satu. "Tumben lo nyamperin gue."
"Enggak boleh?"
Seungyoun menggeleng lantas terkekeh kecil. Sebelum perempuan ini ngambek, Seungyoun buru-buru menarik pergelangan tangannya dan segera menjatuhkan tubuh mungil nan kecil itu duduk di permukaan kursi.
Ada angin apakah gerangan yang berhembus hingga seorang Loui Anatha tiba-tiba berubah semanis ini. Seungyoun jadi seneng.
Tatkala sang netra jatuh pada gambaran abstrak Seungyoun di atas kertas putih, Loui hampir tak pernah menyadari bakat alamiah Seungyoun ternyata sekeren ini. Lupakan sejenak tingkah menyebalkan dan juga ekspresi konyol yang kerap dia perlihatkan hanya untuk menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya, termasuk Loui. Lebih dari itu, sebetulnya, Seungyoun menyimpan seribu satu pesona yang tak bisa kau elak untuk terus kau puji habis-habisan. Kendati Seungyoun menyebalkan, dia tetap lelaki dua puluh tahunan yang berjiwa bebas dan easy going. Tipe-tipe orang yang gampar berbaur dan menyenangkan.
"Nath, ada apa?" nada suara Seungyoun berubah serius. Lelaki ini hanya takut dunia akan kiamat dalam hitungan beberapa detik, mengingat betapa anehnya tingkah Loui siang hari terik begini. Loui bertingkah tidak seperti dia yang biasanya jutek dan selalu menekuk wajah.
Loui tersenyum kecil lalu mengeluarkan satu buku tebal dari dalam tote bag-nya. Loui meletakkan bukunya di atas meja lalu mendorong jauh benda itu mendekati jemari Seungyoun.
Sejemang Seungyoun tertegun cukup lama, lima menit jeda yang dia habiskan untuk berpikir sampai akhirnya mengambil sodoran buku dan membolak-balik sampulnya dari cover ke bagian sinopsis di belakang.
"The bad boy wants me," itu judulnya, Seungyoun merafalkannya dengan kening berkerut. "Telah dibaca puluhan juta kali di wattpad." lanjut Seungyoun sambil tertawa renyah.
"Bagus, kan, judulnya?"
Seungyoun mengangkat bahu, "Mana gue tau. Ngapain, sih, lo ngasih gue buku beginian? Gue enggak akan baca, percuma aja. Meski gue cinta sama lo, gue ogah baca buku kayak gini mending nonton bokep aja sekalian daripada ngayal babu gak jelas." tandasnya spontan.