.
.
.
.
.
.
.Pagi-pagi sekali, pintu kamar penginapan Loui diketuk seseorang dari luar. Karena waktu masih pagi lah gadis itu menyibak selimutnya dengan mata yang setengah mengantuk. Barulah ketika dia tahu siapa yang bertandang, kedua iris mata Loui seketika membulat. "Seungyoun?!"
Lelaki itu menatap Loui datar. "Iya, ini gue."
"Masih jam enam lewat seperempat, kenapa lo udah dateng aja sih ke sini? Heran deh gue, lo nggak ada kerjaan apa ya?"
"Emangnya kenapa? Nggak boleh?"
"Bukannya nggak boleh, tapi kepagian banget."
"Kalo Seungwoo yang dateng, nggak masalah?"
"Lo nggak usah bahas orang yang nggak ada di sini dong," balasnya ketus.
Seungyoun tersenyum pahit. "Gue cuma mau nganterin sarapan kok buat lo." di balik punggungnya, Seungyoun menyembunyikan paper bag berisi sarapan pagi yang dia beli di cafe sekitaran resort.
"Ambil, deh, Nath! Gue nggak mau lo sarapan sama orang lain lagi. Kemarin Kookheon, sekarang bakalan sama siapa lagi? Daripada gue ditikung mending gue curi start lebih dulu."
Perlu waktu yang lama bagi Loui untuk akhirnya mau mengambil sodoran paper bag tersebut. "Makasih," ucapnya datar, meskipun sebenarnya dia tersentuh.
Selepas paper bag telah berpindah tangan, Seungyoun segera berbalik badan tanpa ucapan apa-apa lagi. Melihat punggung lelaki itu bergerak menjauh membuat Loui berpikir bahwa Seungyoun memang akan selalu marah jika Loui tertangkap olehnya sedang bersama cowok lain. Fakta demikian mengubah asumsi Loui yang semula beranggapan Seungyoun tak benar-benar serius menyukainya. Bodoh memang, mengapa Loui sempat-sempatnya mengaku menyukai Seungyoun bila pada akhirnya ia selalu meragu untuk meraih kepingan hati yang tulus didedikasikan oleh lelaki itu untuk dia, seorang.
Loui menutup pintu kamarnya dengan perasaan yang hampa, berulangkali ia menghela napas dan merasa aneh.
Gadis itu tiba di dekat kasur lalu duduk di sana sejenak seraya meletakkan paper bag di atas nakas. Tangannya yang bebas berusaha menjamah ponsel yang berada di bawah selimut. Loui mengetik pesan dan segera mengirimnya.
Loui anatha:
Makasih sarapannyaHanya pesan singkat, tak memiliki makna berarti yang mungkin sanggup menjabarkan segala bentuk isi hatinya. Maka dari itu Loui tak berharap balasan apa-apa.
Tak berapa lama Seungyoun ternyata rela menyempatkan waktu untuk membalas.
Cho Seungyoun:
Sama-sama.Makan yang banyak ya :)
Loui Anatha :
Iya :)Cho Seungyoun :
Nath, can we talk?Loui anatha :
Abis makan ya?Cho Seungyoun :
Serius?Loui anatha :
I mean, after take a bath too, heheCho Seungyoun :
Deal, 11 am.Loui anatha :
OkCho Seungyoun :
Selamat makanLoui anatha :
Iya-
Cuaca terik di tepi pantai tak menghalangi para wisatawan melakukan aktifitas seperti halnya seluruh orang di dunia lakukan tatkala berjumpa dengan destinasi wisata yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMOUR
FanfictionAsumsi berkeliaran tentang Dia. Tapi Loui tak pernah berusaha mencari tau. Karena tak selamanya asumsi menggariskan secara utuh bagaimana dia yang sebenarnya. Dingin tak selalu membekukan, hangat pun tak selalu meneduhkan. Loui hanya ingin tahu sec...