19. Deal with the Devil

1.2K 214 16
                                    

.
.
.

Oseanologi (2018)

Yuvin pak komting :

Guys, khusus kelas 1a hari ini praktikum renang dimajuin jd jam tiga sore, diharapkan kumpul sebelum jam itu di venue Atlantik kampus.

Sekian makasih :)

Yuri park ;

Etdah.. Tiba2 amat

Kookheon ;

Knp lo bru ngasih tau bngst
gw msh di jalan.

Devina ;

Gini nih yg gue ga suka..
Gila anjir setengah jam
lagi kudu ke sana..

Monita siregar ;

Tau nih si bapak
Gw msh ngalis nih 😭😭

23 people just read.

Yuvin pak komting ;

Kumpul aja gengs, klo protes mulu gak jalan2 lo pada.

Gw jg bru di ksh tau pak samuel Zilqwin.. Lo tau tuh org begimana.

Baekjin ;

Ada apaan woi??

Devina ;

@.baekjin scroll ke atas dong supri

Baekjin ;

Oh iya2 hahahha anjirrr gw masih di kosan nih, ngepush rank 🤣

Hyunbin ;

Oke deh, gue msh d kampus juga kok bang hehe

Yuvin pak komting ;

Yang baca info ini gue anggap paham ya!

Jgn telat, males gue denger pak samuel ceramah ntar (read by 34 people)

-

Loui telah tertidur sejak tiga jam lalu di atas sofa ruang tamu rumahnya Dinda, sahabatnya semasa SMA. Orang yang punya rumah sedang tak ada, alhasil Loui hanya bertemu Mamanya Dinda yang sudah dia anggap ibu sendiri.

Sesaat Loui mengerjap ketika aroma martabak telur begitu mengeriyangi penciumannya. Perlahan Loui bangun lalu mendapati tepat di depan matanya yang sayu sekotak martabak hangat sengaja dipamerin Dinda di dekat hidungnya.

"Ngiler kan lo??" Dinda tertawa jahat. "Sorry ya, gue gak mau bagi."

Loui buru-buru duduk, mengucek matanya sebentar sampai terbuka lebar dan mendengus. "Pelit amat Lo jadi manusia, mati ntar kuburan lo sempit."

Dinda beralih ke dapur, suara tawanya yang mengingatkan Loui akan suara spongebob begitu menggema ke seluruh area rumah.

"Biasa aja keles, gak usah bawa-bawa kematian deh." gadis bersurai keriting sosis itu kembali ke ruang tamu sambil membawa piring kosong dan sebotol minuman dingin lalu meletakkan keduanya di atas meja.

"Ya udah makan bareng, nih. Tapi lo satu potong aja ya? Sisanya gue."

"Pelit amat mak lampir." umpat Loui sambil mencomot sepotong martabak tanpa izin. "Ahhh panasss."

Dinda tertawa lagi, kali ini lebih heboh. "Kualat lo ngatain gue tadi haha,"

Loui meringis lantas diam sebentar sampai jari tangannya tak lagi perih. Melihat Loui menderita Dinda tak terlalu peduli, dia asik mengunyah sepotong martabak sambil menjatuhkan pandangan pada ponsel Loui yang menyala.

RUMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang