34. Sweet Chaos

1.2K 188 18
                                    

Tepat satu jam setelah menempuh berbagai halangan macet dan segala aral melintang di jalan. Seungyoun di kursi kemudi terlihat anteng-anteng saja menyetir hingga tak menghiraukan perempuan di sebelahnya yang tengah menerka-nerka sebetulnya sehabis balik dari memuaskan keinginan lelaki di sebelahnya itu, mereka akan kemana lagi?

"Kamu salah jalan nggak sih?" Loui menoleh dan menaikan satu alisnya.

"Enggak. Salah kenapa deh?" jawab si lelaki sambil bersiul.

"Aku mau pulang ke kos, tapi bukan jalan ini yang bener. Kamu enggak mencoba bawa aku ke apartemen kamu kan?"

Seungyoun tersenyum. "Yah.. ketauan."

Loui mendesis sebal, tangan kanannya terangkat dan mencubit habis lengan atas Seungyoun sampai dia meringis kesakitan. "Cari kesempatan banget sih?! Udah aku temenin seharian juga, masih aja nyulik aku ke apartemen."

Seungyoun membelokkan setir ke kiri, menerobos lampu merah tatkala jalur pemberhentian sedang sepi-sepinya. Setelah kembali menemui titik keramaian lelaki itu kembali angkat bicara. "Ganti malam minggu kemarin dong waktu kamu nggak mau aku ajak ketemu. Ya udah aku minta kompensasinya malam ini. Nginep di apartemen aku semalam aja. Oke?"

"HEY!" perempuan itu merengut.

Menoleh ke samping dengan tak lupa memfokuskan sebilah pandang matanya pada jalanan di depan, Seungyoun mengelus puncak kepala Loui lalu tersenyum. "Kenapa kamu kayak nggak suka banget spend time sama aku, sih, Nath? Apa karena kamu nggak terbiasa dengan status kamu sebagai pacar aku atau emang kamu sekarang udah mulai nyesel?"

Loui terdiam, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat seolah tersumpal sesuatu di dalam mulut.

"Enggak sepenuhnya gitu, kok." jawabnya pelan. Sedetik kemudian beralih menatap keluar jendela yang ternyata baru saja turun hujan lumayan deras sehingga membuat Loui berusaha merapatkan pelukan pada kedua lengannya.

"Terus yang bener kayak gimana?"

Loui mendesah. "Iya. Oke. Aku nginep di apartemen kamu in case when you really keep your promise, we dont go too far."

"Mau nyium kamu aja aku gemeteran, nath. Kamu tuh susah dicium, maunya ngindar terus. Eh pas udah dikecup malah kaku."

"Ih!!" kesal, Loui mencubit kembali lengan besar Seungyoun seraya tertawa kecil. "Kan aku nggak pengalaman, kamu maklumin aja kek."

Seungyoun tergelak. "Iya-iya. Aku maklum."





****

.

Tiba di apartemennya, Seungyoun melangkah lebih dulu memasuki area ruang tamu seraya melepas jaket dan melemparnya ke sudut sofa. Kini di badan atletis pemuda itu menyisakan kaos putih biasa yang syukurnya enggak begitu tembus pandang.

Melihat kelakuan pacarnya yang kurang baik ditiru, Loui memicingkan matanya tak suka. Ia meraih jaket Seungyoun kemudian duduk manis di sofa dan dengan cekatan melipat jaket malang itu rapi-rapi. Seungyoun berbalik, senyumnya mengembang indah begitu melirik Anatha memangku jaketnya yang terlihat sudah terlipat rapi. "Lho, kamu ngapain?"

"Lipet jaket kamu lah. Main lempar-lempar aja kamu tuh. Seandainya kamu terlahir jadi anak ibu angkatku yang di Bogor, kamu pasti diomelin abis-abisan."

"Kenapa?"

"Ya dimana-mana kalau bajunya udah kotor masukin sendiri ke keranjang pakaian bukan malah di lempar-lempar. I know you were born to be such a big boss, but i think this was just normally people who live alone doing."

RUMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang