2

773 135 19
                                    


"Kamu yakin nggak mau mbak aja yang dateng ke sekolah Binar?" Terdengar suara Mbak Dara bertanya pada adiknya diseberang telepon.

"Iya mbak, nggak apa-apa kok, biar Reno aja yang dateng sekali sekali. Toh cuma sampe jam makan siang"

"Cewek semua loh No nanti disana"
Dara masih ragu adiknya itu beneran mau datang ke acara pertemuan ibu-ibu dan anak TK.

"Hahaha iya mbaaak namanya juga pertemuan sama ibu-ibu. Binarnya ini yang mau aku dateng. Jadi yaudah gimana lagi" Jawab Reno sembari ia menyemprotkan parfum ke badannya. Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah Binar untuk menghadiri acara tea party tersebut.

"Hmmm.. ya udah kalau gitu. Ati-ati di jalan.. Mbak tutup ya"

"Iyaa, daaah" Reno memasukkan ponsel kedalam saku celananya.

Kemudian ia keluar kamar untuk melihat Binar yang kini sedang membaca buku cerita bergambar legenda Bawang Merah dan Bawang Putih.

"Hey, sudah siap? Yuk sarapan dulu" Reno berjalan menuju meja makan dan menyiapkan 4 lembar roti dan selai coklat stroberi. 2 lembar roti selai untuk Binar, dan 2 lembar roti selai untuknya. Ia juga menyiapkan susu sapi untuk Binar.

Binar duduk dan mengambil roti selai yang telah disiapkan untuknya. Dengan mulut yang masih penuh ia bicara pada papanya.

"Pa, Binar mau rambutnya kayak Bawang Putih" Katanya. Ia menunjukkan buku yang tadi ia baca pada papanya.

Bawang putih di buku itu rambutnya dikepang dua. Lengkap dengan pita sebagai pengikatnya.

Reno berfikir sejenak. Ia tau cara mengepang rambut. Sudah puluhan kali ia mengepang rambut panjang Binar, tapi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mengepang rambut putrinya itu.

"Nanti abis makan papa kepang ya"

Binar tersenyum senang, ia segera menghabiskan roti dan susunya dengan cepat. Tak sabar rambutnya akan dikepang seperti kakak Bawang Putih.

Setelah sarapan selesai, mereka duduk di sofa depan tv, Reno menyiapkan pita rambut untuk mengepang. Setelah itu ia mulai membagi rambut putrinya menjadi dua dan satu bagian ia bagi lagi menjadi tiga. Lalu apa? Batin Reno. Ia lupa harus diapakan ini.

Setelah lama diam akhirnya Reno menyerah.

"Bi... Papa lupa...." Katanya dengan nada sedih dan pasrah.

Binar menoleh tajam dengan mata disipitkan seolah sedang marah.

Reno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah papa tau! Sini papa ada gaya rambut lain yang lebih cantik daripada kakak bawang putih". Reno membenarkan duduk Binar agar membelakanginya lagi.

Reno membagi rambut Binar menjadi dua bagian. Lalu tiap bagiannya ia putar putar keatas hingga membentuk cepolan.

Kini Binar lebih mirip puca puca daripada kakak bawang putih.

"Udah! Cantik banget anak papa sumpah ga boong"

Binar berlari kedalam kamar untuk bercermin. Tak lama tiba-tiba terdengar suara teriakannya. Reno segera menyusul kedalam kamar. Terkejut dengan apa yang terjadi pada anaknya yang tiba-tiba berteriak itu.

"Kenapa?"

"Aku nggak jadi kayak princeeeesss papaaa huaaa". Rajuk Binar melihat hasil karya papanya. 

Pasalnya ia kini tengah memakai dress berwarna pink pastel dan ia rasa itu tidak cocok dengan gaya rambutnya yang menurutnya lebih mirip dua bakpia bertengger diatas kepalanya.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang