Seharian setelah Binar mengatakan kata itu di telinganya, Reno terlihat lebih banyak diam karna berpikir.
Ia juga teringat obrolannya tadi di acara wisuda Binar dengan Tamong saat keluarganya sedang asyik berfoto dengan Binar.
"Jadi kapan?" Kata Tamong yang berdiri di samping Reno.
Pria itu menoleh, menaikkan alisnya, menunggu kalimat selanjutnya dari Tamong.
"Jadi kapan, lo nikahin si Airin? Jangan disimpen di dalem rumah doang lah.." Katanya terkekeh pelan.
"..Lagian keliatannya dia juga uda cocok sama keluarga lo. Tinggal nunggu elonya aja tuh kayaknya." Imbuhnya menunjuk Airin dengan dagunya. Cewek itu sedang asyik bercengkerama dengan Rana dan Dara di sana.
"Gue maunya juga gitu, Mong" Jawab Reno.
"Tapi?"
"Tapi masih banyak yang harus gue pastiin tentang Airin."
Tamong terkekeh, "Kurang pasti kayak?"
"Yaaaa, kayak... gue belom nanya ke dia mau atau ngga jadi bagian dari hidup kita, gue juga belom ketemu sama orang tuanya.. Dan.. ngga semudah itu lah pokonya buat gue sama Airin." Jawab Reno pelan.
Tamong mengangguk-angguk memahami kata sahabatnya itu.
"Ya.. Gue ngerti sih, jalan ke pernikahan tiap pasangan tuh beda-beda. Tapi gue yakin kalo dari kalian berdua mau ngusahain bareng-bareng, pasti jadi." Kata Tamong menepuk punggung sahabatnya.
Reno tersenyum miring, "Ga nyangka gue dapet wejangan gini dari elo." Ucapnya.
"Lah dibilangin juga.. gue nih uda pengalaman ngeliat lika liku banyak orang yang mau nikah."
"Iyeeee percaya gue" Reno terkekeh.
"Ya udah.. saran gue sih, jangan kelamaan. Buruan datengin orang tuanya. Makin cepet kan juga makin bagus, Binar jadi dapet kepastian juga kalo dia punya Mama baru."
"Iyaaaa iya.. doain aja."
"Sialan lo. Gue uda ngomong panjang lebar balesan lo cuma doain doain. Capek gue doain lo." Balas Tamong membuat Reno terbahak.
Percakapan itu sudah cukup membuat Reno memikirkan kelanjutan hubungannya dengan Airin. Apalagi tadi anak itu sudah memanggil Airin 'Mama' di depannya. Ditambah lagi dengan restunya melalui satu kata itu.
Airin sedang berada di kamar Binar sekarang. Malam ini, anak itu meminta Airin secara khusus untuk membacakannya dongeng pengantar tidur.
Reno sengaja menyendiri sejak tadi. Melihat Airin dan Binar membuatnya tak bisa berpikir. Ia menuju dapur, mengambil segelas air dan meneguknya perlahan. Lalu menghela nafas keras.
Pria itu ingin mengintip apa yang sedang dilakukan Airin dan Binar saat ini di kamar anak itu. Tapi saat ia hendak meraih gagang pintu, tiba-tiba dari dalam pintu itu terbuka dan Airin juga Reno terlonjak kaget mendapati satu sama lain di depan pintu.
Airin menutup pintu kamar Binar dengan tangan di belakangnya. Lalu ia menaikkan alisnya menatap Reno yang hanya diam memandangnya.
"Mas? Ken..." Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, Reno sudah meraih pipinya dan mencium bibirnya kasar.
Airin terkejut namun akhirnya ia membalas ciuman lelaki di depannya itu. Ia mengalungkan tangannya di leher Reno. Menikmati tiap kecupan darinya. Reno menggiring Airin untuk duduk di meja makan.
Suara kecupan yang semula terburu menjadi semakin tenang terdengar di telinga masing-masing. Perlahan Reno melepas ciumannya dan menempelkan dahinya pada dahi Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN KUSUMA
FanfictionWattpad please do your magic! Halo semuanya! Aku mau minta tolong banget nih, kalau kalian lihat orang dengan ciri-ciri seperti gambar di atas, tolong segera hubungi saya ya. Kami sangat membutuhkan orang itu. Doakan semoga cepat ketemu. Terima kas...