Reno baru saja datang ke kantor sembari membawa Ice Americano yang ia pesan di cafetaria sebelum naik ke lantai kantornya.Indra yang sudah datang sejak tadi dan melihat Reno datang segera mendekatinya.
"Cuy.. temen gue salah apa?" Tembaknya tanpa basa basi.
Reno mendengus keras, menyenderkan kepalanya pada kursi.
"Ngga cocok lagi?" Jessi yang mendengar pertanyaan Indra langsung mendekat.
"Sorry banget Ndra.. Dia baik banget sumpah baik banget ga boong. Cantik juga orangnya.. gue uda oke oke aja. Tinggal pdkt dikit uda cocok gue kayaknya.. Cuman si kecil ini yang ngga srek.."
Reno merasa bersalah pada temannya itu. Masalahnya bukan kali pertama mereka mendengar cerita seperti ini. Tapi bedanya, kali ini yang diajak kencan oleh Reno adalah teman Indra, teman sekantornya.
"Kemarin dia langsung nelfon gue.. Katanya lo tiba-tiba ngga bisa lanjutin hubungan padahal kemarin waktu keluar bareng keliatan fine fine aja."
Reno tak tahu harus menjawab apa. Itu memang kenyataan bahwa kemarin sepulang mereka dinner bersama, Reno menghubungi Tya dan berkata bahwa dia tidak bisa melanjutkan hubungan mereka. Reno meminta untuk tetap berteman sebagai kenalan saja, dan tidak mengarah pada hubungan romantis.
"Yaudah sih kalo emang gitu.. gue bingung aja kemarin harus bilang dia salah apa.." Kata Indra. "Biasalah kalo cewek abis tiba-tiba ditolak kan suka insecure gitu"
"Hmm.. yaudah, Good luck bro semoga next time bisa dapet yang cocok" Lanjut Indra. Kemudian ia kembali ke biliknya.
"Emang dia kemarin gimana waktu kalian dinner? Kok Binar sampe ngga cocok?" Tanya Jessi setengah berbisik ketika Indra sudah dipastikan menjauh.
"Yaaa sebenernya biasa aja sih.. kita dateng ke restoran, terus ga lama dia dateng dan dia ramah kok sama Binar.. Gue kadang juga ngga ngerti sama pikiran anak gue itu.. entah anak kecil itu emang punya intuisi lebih atau gimana, tapi waktu abis pulang dinner gue tanya, dianya geleng-geleng"
"Padahal waktu masih dinner, si Binar tuh masih senyum terus keliatan biasa aja gitu.. Nggak keliatan terganggu atau nggak suka"
Jessi mencerna cerita Reno.
"No.. Sebenernya ya.. menurut gue tuh kenapa lo ngga coba dulu aja gitu? Binar kan juga baru sekali doang ketemu dia.. Maksud gue, kenapa lo ngga coba kasih dia kesempatan gitu buat pdkt sama lo dan anak lo. Jangan ngga cocok terus langsung nolak gitu,"
Reno diam memikirkan kalimat Jessi. Ada benarnya juga kata temannya ini. Selama ini ia selalu menuruti apa kata Binar, jika anak itu tidak cocok, maka sudah, berhenti sampai situ saja hubungan Reno dan calon pacarnya.
Namun semua itu Reno lakukan bukan semata karena ia menurut dan percaya pada "intuisi" Binar. Semua itu Reno lakukan untuk menghindari kesalahan kedua.
"Gue juga mikir gitu Jes.. selalu. Gue pengen banget ngasih orang-orang yang selama ini mau ngedate sama gue dan ditolak oleh Binar kesempatan. Gue ngerasa jahat banget setiap kali nolak cewek-cewek itu.." Reno menerawang ke langit langit kantor.
Lalu ia mendengus panjang dan melirik Jessi dengan sorot pasrah.
"Tapi lo tau kan kejadian waktu sama Jenna.. Gue nggak mau itu terulang lagi sama cewek-cewek yang gue paksain buat pdkt sama anak gue padahal dia ngga suka"
"Akan lebih ngga enak gue sama mereka kalau hubungan kita uda kelewat jauh tapi anak gue tetep ngga bisa nerima cewek itu". Jelas Reno.
Jessi mendengus pasrah. "Iya juga sih, No.."

KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN KUSUMA
FanfictionWattpad please do your magic! Halo semuanya! Aku mau minta tolong banget nih, kalau kalian lihat orang dengan ciri-ciri seperti gambar di atas, tolong segera hubungi saya ya. Kami sangat membutuhkan orang itu. Doakan semoga cepat ketemu. Terima kas...