46

612 110 25
                                    

"Hanya jika.. kamu mau membaginya denganku." Ucap Reno memandang Airin tulus.

Tangis Airin pecah mendengar rentetan kalimat yang membuat jantungnya hampir meledak dari Reno. Apa semua ini nyata? Apa boleh ia mendapat perlakuan ini dari Reno?

Ia menghamburkan dirinya memeluk Reno, dan sekali lagi menangis kencang.

Reno tertawa pelan sembari kebingungan. "Hey?? Kok malah nangis?" Tanyanya, menepuk-nepuk pelan punggung Airin.

Airin melepas pelukannya, menatap Reno ragu, "Apa kamu mau nunggu aku?" Ucapnya.

Reno menaikkan kedua alisnya tanda bingung.

"I'll come back to you. Tapi... ngga sekarang. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan."

"How long?"

Airin menggeleng pelan, "Aku ngga tau pasti, tapi aku janji ngga akan lama."

"Apa ini terkait pekerjaan kamu lagi?"

"Salah satunya."

Reno mendengus keras, lalu teringat sesuatu. "Wait, apa kamu dateng ke sini sama client kamu?" Tanya Reno curiga.

Airin mengangguk santai.

"How is he?" Tanya Reno menyilangkan kedua tangannya di dada. Menunjukkan penolakan pada apa yang akan didengarnya.

Airin melirik Reno. Terlihat sekali raut wajah cowok itu kalau sedang cemburu.

Ia terkekeh pelan, "Well, he's kind, he's good looking, uhmm.. masculine.. berotot, rajin ngegym.."

Reno mengerutkan keningnya melirik Airin tajam. Bisa-bisanya ia memuji pria lain seperti itu di depannya. Telinganya mulai panas mendengar Airin memuji pria itu.

"... berbakti sama orang tuanya, sayang sama adeknya, andddd he's gay."

Reno cengo. Apa katanya tadi?

Airin tertawa melihat ekspresi Reno. "Iya, kekurangannya cuma dia gay."

Reno mengerjap memikirkan alasan. Rasanya seperti cemburunya sia-sia.

"Kok kekurangannya? Ya kelebihannya dong, berarti dia ngga bakal tertarik sama kamu." Balas Reno merasa posisinya aman.

Airin tertawa dan mengangguk menyetujui.

"Yeah, orang tuanya belum tau"

"Makanya dia nyewa kamu?"

Airin mengangguk tersenyum miring.

Satu lagi yang ingin Reno tanyakan. Meski jujur lagi-lagi ia tak akan sanggup mendengar jawaban dari Airin jika itu sesuai dengan apa yang dibayangkannya. Tapi ia harus tetap bertanya soal ini.

"Did you.. slept with him?" Tanya Reno lirih, tak berani menatap mata Airin.

Perempuan itu terkekeh, "Of course not. I told you, he's gay. Dia sangat baik and we're both more like.. best friend now.."

"..Oh and I got another room from them hehe. Entah itu kamar tamu atau paviliun.."

"And how about your other clients? I know you and Surya.. um.."

Airin menatap Reno tak percaya, "Kamu ngobrolin apa aja sama Surya? Seems like you're so curious about us."

"Jawab duluuu."

Airin menghela nafas keras dan mengangguk, "Ya. We did it.."

".. Tapi aku—" Ia buru-buru menatap Reno seolah hendak memberi penjelasan.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang