27

706 132 44
                                    

"Rin kamu beneran ngga apa-apa?" Tanya Reno memastikan lagi saat Airin sedang mengemas beberapa bajunya ke dalam tas.

Airin menutup resleting tasnya dan berdiri menghadap Reno.

"Ngga apa-apa mas. Santai aja.. dia ibu kamu, aku juga harus kenal kan? Anggap aja ini sarana aku buat makin kenal sama ibu kamu." Kata Airin memegang kedua lengan Reno. Menenangkan lelaki itu agar tidak terlalu khawatir dengan tawaran ibunya tadi.

Mami Reno memang serius menawari Airin untuk tinggal di rumahnya hingga Rana, adiknya Reno datang dari kuliahnya di US. Dan Airin menerima tawaran tersebut dengan senang hati. Meski Reno tadi beberapa kali mencoba membujuk untuk tidak menerimanya, tapi akhirnya Reno mengalah pada ibunya itu.

"Kenapa sih? Orang Airinnya aja mau, kok jadi kamu yang repot." Kata Maminya tadi membuat Reno diam menyetujui.

"Rin.. pokonya kalo nanti kamu entah dimarahin atau diapain sama mami, jangan dimasukin hati ya? Mami suka kok sama kamu tapi kayaknya beliau butuh sesuatu yang bisa meyakinkan beliau ke kamu." Kata Reno

Airin terkekeh lalu mencubit kedua pipi Reno gemas, "Heh, itu ibu kamu. Aku yakin beliau pasti baik kok. Jangan panik kayak gitu dong, emangnya aku mau diculik sama ibu kamu? Hm?" Kata Airin gemas.

Lalu mereka keluar dari kamar menemui mami yang sudah menunggu itu.

"Ya udah, Mami pulang dulu ya.." Pamit Mami Reno saat sudah di depan pintu bersama Airin yang membawa tas berisi baju-bajunya.

"Binar cucu Oma sayang besok jangan lupa main ke rumah Oma loh ya?" Imbuh Mami pada Binar yang berada di gendongan Reno.

"Siap Omaaa!"

"Mi, Airin jangan diapa-apain ya." Bisik Reno pelan.

"Emang kamu kira Mami mau ngapain?! Ck, kamu ini." Balas Mami.

"Udah ah, jangan lupa dijaga Binarnya. Mami pulang dulu sama Airin, yuk Rin." Kata Mami lalu pergi meninggalkan dua anak dan bapak itu.

***

Airin sampai di rumah keluarga Reno. Rumah sederhana bertingkat dua dengan cat putih gading itu terlihat hangat. Halaman depannya dipenuhi bunga-bunga dan beberapa tumbuhan hijau lain, membuat kesan asri pada rumah tersebut.

"Ibu suka berkebun?". Tanya Airin saat mereka memasuki pagar rumahnya dan melewati halaman tersebut.

"Iyaa, ibu suka. Yaaa awalnya buat kegiatan orang tua aja biar ngga nganggur. Lama-lama jadi keterusan." Jawabnya.

"Kamu tidur aja di kamar Reno di atas. Ini kamar ibu di bawah. Kalau butuh apa-apa tinggal ngomong aja." Kata mami menunjuk kamar Reno di atas.

Airin tersenyum, "Aah iya bu, terima kasih. Tapi... di sini kan saya niatnya mau nemenin ibu, jadi kalau ibu butuh bantuan saya, saya selalu siap sedia ya bu." Katanya ramah.

Mami membalas senyumnya, "Iya, terima kasih. Sekarang istirahat dulu aja, sudah malam juga."

Lalu mami mengantar Airin untuk naik ke kamar Reno dan mempersilahkan gadis itu istirahat.

Airin meneliti kamar Reno. Terlihat bahwa kamar ini sudah cukup lama tidak ditinggali terlihat dari tatanan dan dekorasi yang masih menampilkan sosok remaja. Poster-poster band tahun 90an, deretan buku-buku, beberapa dekorasi action figure superhero dan tokoh anime juga masih tertata rapi di kamar itu.

Tapi yang menarik untuk Airin adalah bagian tembok atas kasur Reno. Di sana terpasang banyak lukisan di atas kanvas dari yang ukurannya kecil hingga besar. Lukisan pemandangan, pop art, hingga abstrak.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang