Sejak hari itu, Reno merasakan hidupnya semakin berwarna.
Iya, sejak hubungannya dengan Airin semakin dekat, lelaki itu jadi merasa lebih hidup dan bersemangat. Hidupnya tidak lagi hanya sebatas rutinitas bangun pagi, terburu-buru menyiapkan sarapan dan membantu anaknya untuk bersiap sekolah, lalu berangkat bekerja hingga sore atau larut dan pulang ke rumah mami, atau Tamong, atau siapapun yang hari itu dititipkan Binar selagi Reno bekerja.
Lalu pergi mencari makan malam atau numpang makan malam di rumah orang karna Reno yang sudah lelah bekerja dan keterampilannya yang kurang dalam memasak, baru setelah itu ia bisa pulang ke apartemen sederhana miliknya sendiri, bermain atau membantu Binar dengan PR-nya, membacakan dongeng sebelum tidur untuknya, dan baru setelah itu ia bisa benar-benar bersantai melakukan hal yang ia inginkan dengan bebas. Namun tinggal rasa lelah itulah yang tersisa ketika waktu bebasnya datang. Jadi seringkali ia menghabiskan waktu senggangnya hanya dengan bersantai menonton film, scrolling sosial media, atau terkadang jika belum capek ia akan melakukan hobinya.
Ah, apa kalian pusing membaca rutinitas Reno di atas? Yah, bagi Reno itu sangat melelahkan. Bukan karna mengurus Binar. Reno selalu tulus membesarkan anaknya itu sendiri. Setiap hari selalu ada hal baru dari Binar dan itu adalah anugrah bagi Reno.
Tapi Reno adalah manusia dan ia lelaki dewasa --yang hidup sendiri dengan satu anak-- perasaan kesepian itu wajar bagi pria itu, bukan?
Karena itulah ia bersyukur perasaan kesepian itu kini mulai pudar. Tergantikan oleh sebuah warna baru yang kian lama Reno dambakan.
Dan warna itu datang dari Airin.
Sejak hubungannya dan Airin semakin dekat, ia jadi lebih sering memperhatikan cewek itu. Bukan berarti selama ini Reno tidak memperhatikan Airin, tapi dengan tumbuhnya perasaan lain pada hati Reno ini membuat dirinya memperhatikan detail-detail kecil yang dilakukan Airin. Terutama jika cewek itu sedang bersama Binar.
Seperti saat ini, Airin dengan telaten mengepang dua rambut Binar. Gadis kecil itu sedang tergila-gila dengan rambut keriting, karna itulah ia selalu minta dikepang setiap hari sebelum berangkat sekolah. Agar nanti saat pulang sekolah ia bisa melepas kepangan itu dan mendapati rambutnya yang akan bergelombang khas bekas kepangan.
"A whole new world~" Binar bernyanyi.
"A new fantastic four of you-"
"-point of view~". Airin membenarkan nyanyian Binar yang salah.
"Point of view~". Binar mengikuti lirik dan nada yang Airin bilang.
"No one to tell us no, or where to go, or say we're only dreaming~". Airin bernyanyi dan diikuti oleh Binar entah dengan lirik bagaimana.
Mereka melanjutkan sesi menyanyi itu hingga rambut Binar selesai dikepang.
"Udah selesai rambutnya, tuan puteri". Kata Airin menaruh dua kepangan rambut Binar ke depan.
"Yeeey! Terima kasih Tante Airin".
"Sama-sama tuan puteri, sekarang sarapan dulu yuk, papa udah nungguin". Airin menggandeng Binar menuju meja makan.
Dari tadi Reno sudah duduk di sana sembari menikmati kopi paginya dan memperhatikan dua perempuan di rumahnya yang asyik sendiri itu.
"Pa liat rambut Binar bagus dikepang". Gadis kecil itu memamerkan rambutnya, lalu menyampirkan poninya yang sudah panjang itu.
Reno tersenyum melihatnya, lalu memuji betapa cantiknya anaknya itu.
"Eh iya sebentar". Airin seolah tersadar sesuatu saat melihat rambut Binar lalu ia pergi ke kamar anak itu dan kembali dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
AIRIN KUSUMA
FanfictionWattpad please do your magic! Halo semuanya! Aku mau minta tolong banget nih, kalau kalian lihat orang dengan ciri-ciri seperti gambar di atas, tolong segera hubungi saya ya. Kami sangat membutuhkan orang itu. Doakan semoga cepat ketemu. Terima kas...