31

575 115 43
                                    


Reno berlari memasuki lobby rumah sakit. Segera setelah ia mendapat panggilan dari Airin yang memberi kabar bahwa Binar sesak nafas dan dibawa ke rumah sakit, Reno bergegas pergi ke rumah sakit yang telah dirujuk oleh Airin dan keluarganya.

Ia mendapati Airin, Mami, dan Dara sedang berdiri di ruang UGD tepat di depan bilik pasien.

"Rin.. Mami.. gimana Binar? Dia kenapa?". Tanya Reno panik, nafasnya masih memburu akibat lari. Ia menoleh ke arah ranjang pasien dimana Binar sedang tertidur pulas dengan masker oksigen di hidungnya.

"Tadi sementara diperiksa sama dokter baru dikasih penanganan sederhana biar sesaknya hilang. Tapi nanti dianjurkan buat periksa ekokardio setelah anaknya sadar." Jawab Airin.

Reno mendekat ke arah Binar dan mengelus lembut rambut anaknya, lalu mengecup dahi Binar. Wajahnya tak bisa berbohong kalau ia cemas dengan kondisi sematawayangnya itu.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam, Binar terbangun dan dokter segera merujuknya untuk menemui spesialis jantung guna melakukan tes ekokardiografi atau USG jantung.

Dilihat dari gejala bisa saja Binar hanya terkena sesak biasa atau mungkin asma, tapi dokter menilai lain saat diperiksa tadi wajah dan tangannya sedikit membiru dan detak jantungnya terasa tidak normal, sehingga dokter dari UGD tadi segera merekomendasikannya untuk periksa lebih lanjut.

Kurang lebih setengah jam setelah USG jantung didampingi Reno di dalam, Binar di ajak keluar agar dokter bisa berdiskusi dengan orang tuanya.

"Binar sama Oma dulu ya, Papa mau bicara dulu sama dokter." Kata Reno saat mengantar Binar menuju Omanya.

"Oh iya, pak, saya bisa bicara dengan ibunya juga?" Kata dokter dari belakang Reno, sekilas melihat ke arah Airin.

"Uhm, ibunya sudah ngga ada dok". Terang Reno.

"Aah, baik kalau begitu mari diskusi di dalam pak". Ajak Dokter itu pada Reno.

"No, ajak Airin masuk bareng sama kamu. Rin, kamu ikut Reno ya.. Mami, Binar sama Dara nunggu di sini." Pinta mami yang dijawab oleh anggukan Reno, lalu keduanya masuk ke ruang dokter.

Di dalam ruangan, dokter menunjukkan rekaman USG jantung Binar yang tadi sudah di periksa oleh dokter.

"Sebelum saya mulai menjelaskan, saya mau bertanya dulu, apakah bapak perokok?". Tanya dokter pada Reno.

"Uhm, dulu iya dok, tapi sudah berhenti sejak Binar lahir. Ya... kadang masih merokok sih tapi sudah jarang". Terang Reno.

"Merokoknya di rumah? Atau di depan Binar mungkin?"

"Engga dok, ngga pernah kalau merokok di rumah atau di depan Binar".

Dokter mengangguk-angguk pelan sembari mencatat apa yang ia dengar.

"Lalu, saya juga ingin bertanya, dulu sewaktu ibunya hamil, apakah ibunya merokok? Atau minum-minuman alkohol gitu?"

Reno tersentak ragu mau menjawab. Ia tak ada di samping Nadine saat wanita itu hamil anaknya. Yang ia dengar darinya adalah iya, dia merokok pun minum alkohol demi menggugurkan janinnya. Ia melirik Airin berharap mendapat jawaban tapi tentu ia tahu jawabannya tidak ada di wanita itu.

"Um... sepertinya.. begitu dok..." Jawab Reno ragu.

"Sepertinya?" Tanya dokter memastikan.

"Maaf dok... saya.. saya ngga ada di samping ibunya saat hamil. Jadi saya tidak bisa memastikan, tapi dari apa yang saya dengar, ibunya merokok dan minum alkohol selama hamil dok." Jawab Reno.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang