49 ; Happen Ending

984 113 38
                                    

Setelah malam panjang yang diisi dengan kisah masa lalu Airin, beberapa hari selanjutnya mereka pergi ke rumah Mami untuk memberi kabar bahwa mereka sudah kembali bersama dan memutuskan untuk menikah.

Mami terkejut bukan main saat melihat Airin berdiri di depan pintu rumahnya lagi. Mami memeluk erat perempuan itu. Mengusap-usap lengannya cemas.

"Kamu kemana ajaaa? Puji Tuhan! Kamu kembali, Mami kangen banget sama kamuuuu." Ucapnya memeluk Airin lagi.

Mami bahkan belum mendapat penjelasan bagaimana bisa Airin dan anaknya kembali bersama. Tapi hanya melihat cewek itu sudah berada di sisi putranya lagi, Mami sudah sangat bersyukur. Ia tau mereka pasti akan kembali bersama. Bahkan sejak awal Mami tau, mereka berdua sesungguhnya saling mencintai. Dan itu terlihat.

Reno tak menceritakan dari awal bagaimana mereka bisa kenal, ia tidak menyinggung soal pacar sewaan sama sekali di depan Mami. Biarlah itu hanya menjadi rahasia Reno dan Airin. Mereka sudah sepakat akan hal itu.

Ia hanya menjelaskan bahwa sebenarnya Airin sejak kecil berada di panti asuhan dan memiliki keluarga angkat. Tapi hubungan mereka tidak berjalan baik sehingga Airin memutuskan untuk hidup mandiri. Syukurlah Mami mau mengerti dan memahami kondisi latar belakang Airin.

Bagi Mami, bagaimana latar belakang keluarga Airin kini bukanlah hal yang penting. Mungkin jika dulu Reno memutuskan untuk menikahi Airin, Mami akan dengan tegas bertanya bagaimana asal usul keluarganya, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan sebagainya sama seperti yang ia lakukan pada Aji, suami Dara. Tapi melihat sendiri bagaimana kondisi anaknya ketika putus cinta dari perempuan ini, juga bagaimana cucunya selalu bertanya mengenai Airin membuatnya berpikir dua kali. Sekarang mereka kembali bersama saja sudah bagaikan mukjizat bagi Mami Reno.

Ia hanya ingin melihat putra satu-satunya, juga cucunya itu bahagia. Dan sepertinya hanya dengan kehadiran Airin tanpa embel-embel siapa keluarganya dan bagaimana asal usulnya saja sudah cukup.

Setelah mendapat restu Mami, esoknya Reno dan Airin berkunjung ke makam Papa Airin. Ia ingin mengenalkan Reno pada Papanya secara resmi. Pun Reno juga ingin meminta izin untuk meminang putrinya secara langsung meski wujudnya sudah tak ada.

"Pa, Airin dateng lagi." Ucap perempuan itu mengusap nisan di depannya.

"Papa inget nggak, laki-laki yang selalu aku ceritakan beberapa tahun ini? Sekarang orangnya udah di sini, Pa. Namanya Reno. Reno Melviano."

Reno mendekat, ikut bertumpu dan mengusap nisan Papa Airin, memberi salam. Sejujurnya entah kenapa Reno justru makin gerogi. Padahal ia tak berhadapan langsung dengan Papa Airin. Tapi menyiapkan kata untuk meminta izin meminangnya itu yang membuatnya sulit. Bagaimana ia harus menyusun kata di depan Nisan orang tua wanitanya.

"Umm, saya Reno... Pa.." Ucap Reno ragu.

"Saya.. mau berterima kasih pada Papa karna sudah merawat dan menyayangi Airin dari kecil sampai dia besar. Umm, sekarang izinkan saya yang mengambil alih tugas Papa, ya?"

Airin menatap Reno dengan berkaca-kaca. Sedangkan pria itu fokus menatap nisan di depannya.

"Saya nggak bisa janji akan selamanya ada untuk menjaga dan berada di sisi Airin. Tapi saya bisa janji, bahwa selama saya masih hidup, saya akan berusaha sekuat tenaga saya dan dengan segenap hati saya, untuk membahagiakan putri Papa." Reno menoleh menatap Airin dan meraih tangannya. Lalu kembali menatap nisan di depannya.

"Pa, saya minta izin buat menikahi Airin ya? Dianya sudah setuju. Jadi, saya harap, Papa di sana juga setuju ya, saya jadi menantunya." Ucapnya tersenyum sendu. Lalu mencium tangan Airin yang berada di genggamannya.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang