17

751 136 46
                                    

"Mas?". Airin menepuk pelan paha Reno.

Cowok itu tersentak kaget dan refleks menjauh dari Airin.

"Sorry sorry, aduh ga sengaja ketiduran, kena kamu ya? Sorry". Reno panik sendiri.

"Iya ngga apa-apa mas, tidur di kamar aja kalo uda ngantuk. Lembur sama nontonnya bisa besok". Kata Airin santai, ia tidak tega melihat Reno yang terlihat kecapean.

Reno mengusap wajahnya kasar. Kepalanya menyandar ke punggung sofa, menghadap langit-langit. Matanya terpejam sejenak merasakan hembusan nafasnya sendiri.

 Matanya terpejam sejenak merasakan hembusan nafasnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lagi sibuk banget di kantor. Beruntun banget kerjaannya, sampe bingung karna overlapping". Reno menghela nafas panjang.

"Tidur dulu aja mas, besok baru dipikirin lagi. Toh kalo uda ngantuk juga jadi ngga fokus nanti kerjanya. Dilanjut besok aja". Airin mengingatkan.

Reno mendengus matanya terpejam. Lalu ia menatap tv yang masih memainkan film Stranger Things 3 itu.

"Tapi jangan dilanjut dulu ya, tungguin aku free". Kata Reno membuat Airin tergelak.

"Iyaaaa hahaha nanti aku tungguin, udah sekarang tidur aja".

"Oke.. aku ke kamar dulu". Reno beranjak dari sofa.

"Semangat Mas Reno! Selamat tidur". Airin mengepalkan tangannya memberi Reno semangat dengan senyum cerahnya.

Reno hanya menanggapi dengan senyum canggung dan berlalu masuk ke dalam kamarnya.

****

"Kamu beneran gapapa kan Rin jemputin Binar tiap hari ke sekolah?"

Reno, Airin, dan Binar sedang sarapan dan Airin mengusulkan bahwa mulai sekarang lebih baik dia yang menjemput Binar pulang sekolah.

"Iya, ngga apa-apa mas, lagian biar ngga bosen juga akunya di rumah terus. Toh kalo aku yang jemput kan enak Binar bisa langsung pulang terus Mas Reno juga ngga usah repot-repot jemput Binar lagi".

Reno mengangguk setuju, benar juga sih. Dia jadi lebih bisa menghemat waktu. Apalagi minggu ini ia sedang hectic sekali dengan pekerjaannya.

Di sekolah Binar hari ini, Airin bertemu lagi dengan Wina. Karena kepribadian Wina yang cerewet dan Airin yang selalu sedia menanggapi, mereka jadi mudah untuk akrab. Bahkan kini mereka memutuskan untuk saling bicara santai dan memanggil nama saja tanpa embel-embel mbak atau bunda.

"Iyaaa Rinnn, si Devan itu emang pemalu gitu anaknya, nurun dari bapaknya kayaknya sih. Dia ngga- belum bisa buat ngawalin obrolan gitu gituu". Wina bercerita soal Devan, putranya.

"Kebalikan banget ya Win, sama si Binar. Dia cerewet banget terus friendly juga gitu anaknya".

"Iyaa makanya itu, ayahnya pernah ngide gimana kalo dijodohin aja si Devan sama Binar hahahaha biar diajarin berteman sama dia". Kata Wina mengingat rencana ia dan Yohan yang memang berusaha mendekatkan dua anak kecil tersebut.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang