Outro

691 107 43
                                    


Hai,

Ini Airin.

Aku hanya ingin bercerita sedikit tentang kehidupan kami setelah menikah.

Sama seperti pasangan pada umumnya, tepat satu minggu setelah menikah, Mas Reno mengambil cuti selama 7 hari untuk keperluan honeymoon denganku. Kami memutuskan untuk pergi ke Okinawa, Jepang. Kenapa tidak Tokyo? Karna kami sengaja memilih kota yang cukup tenang dari hiruk pikuk metropolitannya Tokyo. Simply because we're exhausted with Jakarta. Okinawa adalah pulau yang sangat indah dan dikelilingi oleh pesisir pantai. Mungkin tidak jauh beda dengan Pulau Jeju kebanggaan Korea.

3 hari di Okinawa, dan 3 hari di Tokyo karena Binar dan Rana juga Mami turut serta menyusul sekalian liburan di hari keempat kami berbulan madu. Mbak Dara harus rela tidak ikut karna usia kandungannya yang sudah 8 bulan membuatnya susah untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

Kalau kalian ingat, mungkin kalian akan tau alasan lain kenapa kami memilih Jepang.

Karna Binar. Dan mimpinya untuk pergi ke Disneyland sejak lama yang sempat tertunda itu membuat kami tanpa pikir panjang memilih Jepang sebagai destinasi kami.

Memilih Okinawa sebagai tempat berbulan madu juga cukup bagus.
We had a great time for that. Mungkin aku akan menceritakannya lain kali jika kalian mau.

Kehidupan kami setelah menikah juga pada dasarnya sama dengan pasangan yang lain. Mungkin bedanya adalah sudah ada si kecil Binar yang membuat rumah jadi lebih berwarna. Pun kami, aku dan mas Reno, tetap bisa bermesraan layaknya newlywed couple saat putri kami sedang di kamar atau memfokuskan dirinya pada aktivitas yang lain seperti menonton tv atau mengerjakan PR.

Kalau kalian membaca ceritaku sampai di titik ini, kalian pasti mengerti bagaimana sifat Mas Reno yang terkadang nggak mengenal situasi. Pernah saat itu Binar sedang menonton film favoritnya dan aku berinisiatif untuk membuatkannya popcorn.

Anak itu sudah semangat hanya dengan mencium bau mentega cair dari dapur yang menyerbak hingga depan TV. "Maaaam, I can't waiiiittt!" Teriaknya. Membuatku tersenyum gemas mendengarnya memanggilku "Mam". Kurasa itu akan menjadi salah satu panggilan favoritku selamanya.

Saat aku baru memasukkan biji-biji jagung popcorn ke dalam penggorengan dan menutupnya agar biji itu meletuk menjadi popcorn, Mas Reno dari belakang merangkul perutku dan mencium leher belakang hingga depanku. Aku menggeliat geli karna bibirnya itu mengenai rambut-rambut halus di leherku.

Aku tersenyum dan membalik tubuhku untuk menemui matanya. Ku kalungkan tanganku di lehernya selagi ia juga tersenyum menatapku penuh cinta.

"Istriku lagi bikin apa? Wangi banget baunya."

Aku terkekeh geli mendengarnya menyebut istriku. Ya, aku memang sepertiya belum terbiasa dengan semua panggilan manis di rumah ini.

"Lagi bikin popcorn buat putri kesayangan." Ucapku sembari mengelus dadanya.

"Oooh buat putri kesayangan aja? Buat suami kesayangan engga?"

Aku tersenyum mengernyit memutar bola mataku. Lalu kutunjuk tahi lalat di pucuk hidungnya. "Cheesy" Ucapku, membuatnya terkekeh.

Mas Reno mendekatkan bibirnya padaku perlahan, dan menciumku lembut dan berkali-kali. Aku bisa merasakan hawa panas pada diri kami. Terlebih tangan pria di hadapanku ini mulai bergerilya kemana-mana.

Di tengah ciuman kami, aku bisa mendengar suara teve yang tak lagi terdengar. Kemana Binar? Pikirku di sela bibir Mas Reno yang berada di leherku. Aku berusaha berfikir jernih, firasatku kami harus mengakhiri sesi kali ini sekarang. Karena tak lama kemudian aku mendengar suara langkah dan panggilan putri kami itu.

AIRIN KUSUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang