"Aku tidak butuh kau berbelas kasih padaku!"
~Ijb~
Malamnya, Sehun pamit untuk pulang. Bahkan, Sehun terlihat senang membawa sekotak hamburger untuk dibawa pulang. Raemi yang terlihat lelah hanya duduk di sofa ruang tamu. Jinyoung yang kasihan melihat Eomma-nya lelah seperti itu, dia jadi merasa kasihan.
"Eomma, tidak tidur?" Tanya Jinyoung sambil duduk disebelah Raemi.
"Eomma masih ingin disini, sekalian menunggu Jaebum pulang." Jawab Raemi, lelah terlihat dari wajahnya yang cantik.
"Kalau Eomma, ketiduran disini bagaimana?" Jinyoung jadi khawatir.
"Eomma belum pernah cerita, ya?" Jinyoung menggeleng. Bingung.
Raemi tersenyum sebelum bicara sambil membayangkan sesuatu, "Biasanya jika Eomma tertidur di sofa, Jaebum yang menggendong Eomma sampai ke kamar."
Jinyoung ikut tersenyum mendengar kata Raemi. Ternyata meskipun kasar, Jaebum punya sifat yang peduli. Dia berharap, suatu saat Jaebum juga akan peduli kepadanya dan menganggap dia ada. Kemudian Jinyoung ingat sesuatu, dia langsung mengeluarkan kotak sepatu kearah Raemi.
"Eomma. Ini sepatu yang keinginan, Hyung. Tolong berikan pada Hyung ya, Eomma." Lirih Jinyoung.
Raemi tersenyum, sembari mengusap kepala putranya itu. Dia tahu, kesedihan dan rasa sayang Jinyoung pada Jaebum. Ada rasa bersalah langsung mengganjal hatinya.
"Maafkan, Eomma ya? Kau jadi lahir seperti ini dan harus menerima kenyataan pahitnya." Air mata Raemi jatuh tepat di punggung tangan Jinyoung. Seketika Jinyoung jadi ikut menangis.
"Tidak apa-apa, Eomma. Ada kalanya, waktu akan merubah semuanya. Asalkan ada Eomma, aku bisa kuat." Jinyoung berucap sambil memeluk Raemi, putranya itu terisak.
"Sebaiknya kamu tidur. Setelah Jaebum pulang, akan Eomma berikan." Pinta Raemi. Jinyoung hanya menurut lalu, pergi ke kamarnya untuk tidur.
Setelah menutup pintu kamarnya, Jinyoung hanya duduk di tepi ranjang. Malam ini, dia juga ingin menunggu Jaebum pulang. Baru beberapa menit, pintu depan terbuka dan menimbulkan suara. Jinyoung lalu sedikit membuka pintunya untuk membuat celah, agar bisa mengintip keadaan di luar.
Brak!
Sosok Jaebum berdiri diambang pintu. Dia masuk dan melihat Raemi masih duduk di sofa dengan wajah lelah. Raemi yang melihat Jaebum sudah pulang jadi merasa senang.
Raemi bangkit dari duduknya, " Jaebum. Akhirnya, kau pulang."
"Nee. Kenapa Eomma belum tidur?" Tanya Jaebum mendekat kearah Raemi.
"Sengaja ingin menunggumu, karena Eomma juga punya sesuatu untukmu. Ini." Raemi menyodorkan kotak sepatu pemberian Jinyoung tadi.
Jaebum heran, "Kotak sepatu?".
Raemi mengangguk, "Bukalah."
Jaebum membuka kotak itu dan terkejut melihat isinya. "Ini sepatu mahal, yang diinginkan oleh teman-temanku. Dari mana Eomma dapat uang sebanyak ini?"
"Sebenarnya, Jinyoung yang membelikan sepatu ini untukmu." Jawab Raemi, dia bermaksud untuk membuat Jaebum kagum.
Jaebum tersenyum sinis, "Dimana dia, Eomma?"
Raemi heran, "Kenapa? Kamu suka dengan sepatunya, kan?"
Jaebum diam saja. Dia dengan otomatis berjalan kearah kamar Jinyoung dan membuka pintu kamar adiknya itu dengan kasar. Jinyoung yang masih ada di belakang pintu, terbentur dan jatuh tersungkur kebelakang. Jaebum sudah berdiri di depannya dengan mata yang berkilat marah.
Jaebum melempar kotak sepatu tadi ke dada Jinyoung, "Kau menguping, ya?!"
Jinyoung hanya diam, dia lalu menggeleng.
Jaebum langsung menarik kerah Jinyoung dengan paksa, "Ya, Idiot! Dengar ini! Aku tidak butuh sepatu apalagi uang darimu dan kau tidak perlu berbelas kasih padaku, kau mengerti?!"
Air mata Jinyoung menetes. Tangannya berusaha melepaskan cengkraman Jaebum karena dia sedikit tercekik. Beruntung Raemi langsung menghentikan aksi Jaebum.
"Jaebum. Hentikan!" Raemi menarik lengan kiri Jaebum, berusaha menjauhkan putranya itu.
"Jinyoung sudah merelakan uang tabungannya untuk membeli sepatu itu. Ingat! Dia juga yang cari uang buat sekolah kamu, sedangkan kamu cuma bisa nongkrong sama temenmu yang nggak jelas itu!" Raemi berteriak marah, berusaha mengingatkan Jaebum.
"Dia hanya ingin mencari muka, Eomma!" Bentak Jaebum sembari melenggang pergi ke kamarnya, lalu membanting pintu dengan keras.
Raemi merengkuh Jinyoung dalam pelukannya. Dia begitu terkejut dengan sikap Jaebum yang kasar pada Adiknya, hingga seperti ini. Jinyoung hanya bisa terisak. Tapi, dalam hatinya dia mencoba kuat agar rasa sakitnya tidak terlalu dalam. Lalu malam itu, dia lewati dengan luka untuk kesekian kalinya. Lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Fanfiction"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...