"Jangan pernah menganggap, bahwa kepergianku adalah karma bagimu"
~Phyn~
"Ini, satu suap lagi." Jian dengan sabar, menyendokkan sesuap lagi Sup krim jagung buatannya.Jisung sudah beberapa kali menggeleng dengan tidak selera, "Aku sudah kenyang, berhenti menyuapiku lagi."
Jian mengerucutkan bibirnya, "Aku yang membuat ini, dan berusaha dengan sekuat tenaga agar rasanya sesuai lidahmu. Apa tidak enak?"
Jisung tersenyum simpul. Namja itu menggeleng pelan, kemudian memperhatikan Jian lagi.
"Aku benar-benar kenyang, dan aku sudah baik-baik saja. Mungkin aku hanya ingin, makan-makanan lain. Bosan jika hanya bubur dan sup." Jelas Jisung lembut.
Jian mengangguk, tanda dia mengerti posisi Jisung. Pasti bosan jika hanya, makan dengan nasi cair dan kuah sup. Tiba-tiba dia terpikir sesuatu, kemudian mengeluarkan ponselnya dan mencari nama seseorang dari kontak teleponnya.
Beomgyu.
Yeoja itu menekan panggilan video, pada nomor itu. Tidak lupa, dia berjalan keluar dari bangsal meninggalkan Jisung yang kebingungan memperhatikan dirinya. Panggilan tersambung setelahnya, menampakkan sosok namja yang dia maksud.
"Yeoboseyo. Beomgyu-ssi, bisa bantu aku?"
Beomgyu memiringkan kepalanya sebagai jawaban, 'Waeyo?'
"Bisa kau datang ke Rumah sakit?"
Beomgyu tersenyum, lalu mengangguk.
"Aku bisa minta tolong hal lain lagi? Saat perjalanan kemari, tolong bawakan spicy tteobokki bisa?"
Beomgyu memiringkan kepalanya, 'Untuk apa?'
"Tolong bawakan saja, oke?" Sebagai jawaban, Boemgyu mengangguk kembali. Kemudian melempar senyum pada jian, dan melambaikan tangannya pada layar ponsel. Panggilan terputus sampai di situ.
Jian masuk kembali ke dalam bangsal, dengan senyum merekah. Jisung yang melihat itu keheranan, "Waeyo? Kenapa kau tersenyum-senyum begitu?"
"Rahasia," Tutur Jian sembari terkekeh kecil, melihat Jisung yang terlihat penasaran.
Jian duduk di sofa. Lalu memperhatikan sebentar ponselnya, dan sesekali mencuri pandang kearah Jisung yang tengah sibuk mengganti channel televisi. Jian sesekali terkekeh pelan, saat memperhatikan tingkah Jisung yang sedang merasa bosan. Lima belas menit berlalu, akhirnya yang di tunggu oleh Jian pun tiba.
Dengan nafas masih tidak stabil, Beomgyu masuk ke dalam bangsal. Kemudian dia melangkah menuju sofa untuk duduk, dan memberikan satu bungkus plastik besar berisi tteobokki.
Beomgyu mulai berisyarat, "Mian, aku tidak memberi salam. Itu pesanan milikmu, Jian dan~ Ah! Aku capek sekali."
"Mwo?! Jian memanggilmu kesini?" Tanya Jisung, di susul anggukan dari Beomgyu yang terlihat kelelahan sehabis berlari.
Jian tertawa kecil, "Mianhe, Beomgyu-ssi. Aku malah merepotkanmu. Kalau begitu, ayo makan tteobokki ini bersama!"
"Oh?! Aku teringat sesuatu!" Beomgyu bangkit dari sofa, kemudian menyerahkan satu plastik putih pada Jian.
"Itu kue muffin. Eomma-ku yang membuatnya, katanya kau sudah dalam masa sembuh. Karena itu Eomma tahu, kalau kau pasti bosan dengan makanan Rumah sakit. Hampir lupa! Itu rasa coklat." Lanjut Beomgyu bersemangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Фанфик"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...