"Kutemukan mereka, sebagai teman."
~Ijs~
"Nice, ternyata semua jawabanmu benar." Ucap Lee Soengsanim. Namja yang tidak terlalu tua itu, sangat terkesan saat melihat kertas soal yang dia pengang.
"Khamsahamnida, Soengsanim." Jisung tersenyum, dan setengah membungkuk berterima kasih.
Lee Soengsanim langsung mengusap puncak kepala namja itu, "Saya sangat merasa bangga pada dirimu, senang menjadi Soengsanim-mu."
"Jadi, Soengsanim bersedia mengajariku?" Tanya Jisung hati-hati.
Lee Soengsanim tersenyum, "Kau tidak perlu bertanya, karena dari awal saya sudah menyanggupi permintaan kepala sekolah Hwang untuk mengajarimu banyak hal. Jadi, mohon kerja sama-nya ya?"
"Nee, mohon kerja sama-nya." Tutur Jisung kembali membungkuk hormat.
"Sekarang kau boleh istirahat, dan hati-hati jangan sampai salah mengambil langkah." Ingat Lee Soengsanim, sembari keluar dari kelas.
Jisung pun ikut keluar dari kelas. Namja itu berjalan kearah sebuah lift di sebelah kelasnya, menghindari kerumunan anak-anak lain di dekat tangga. Saat Jisung sampai pada lantai terbawah dan keluar dari lift, tiba-tiba dia terjatuh karena tersandung sesuatu.
Namun, sebuah tawa yang menggelegar terdengar dari beberapa anak di samping kanan dan kirinya. Jisung bangkit, kemudian mencari lagi tongkatnya yang terhempas beberapa langkah darinya sedangkan dia harus meraba-raba lantai untuk mencari letak tongkatnya itu.
Salah seorang namja berambut mocca yang seumuran dengannya tertawa melihat Jisung yang kebingungan, "Hei, lihat! Kau mencari tongkatmu, ha?! Hahahaha."
Jisung diam sambil terus meraba lantai. Sedangkan seorang namja berambut hitam sudah mengambil tongkatnya terlebih dulu, "Tongkatmu ada di tanganku. Jika bisa, ayo ambil lagi namja tunanetra! Hahaha."
"Kau kejam sekali, Jaemin! Hahaha." Kata seorang namja berambut coklat, masih sambil tertawa.
"Biar saja. Bukan begitu, Haechan?" Kata Jaemin senang, diikuti anggukan dari Jaemin
"Tolong kembalikan padaku." Tutur Jisung, berusaha menggapai tubuh Jaemin yang tidak terlalu tinggi darinya.
Namun, dengan sigap Jaemin memberikan tongkat Jisung pada seorang namja di sebelahnya, "Chenle, pegang ini!"
"Kembalikan." Tutur Jisung lagi.
Tapi lagi-lagi tidak ada yang mendengarkan dan lagi-lagi tongkatnya berpindah dari Chenle pada seorang namja lagi di sebelahnya, "Ini Taehyun, pegang lalu setelah ini berikan pada Yeonjun."
"Hei, tolong kembalikan." Sudah beberapa kali Jisung meminta tongkatnya, namun anak-anak itu terus menjahilinya.
Namun entah darimana suara seorang yeoja terdengar berteriak di antara mereka, "Soengsanim! Ada seseorang yang sedang di jahili disini."
"Apa yang kau lakukan?! Kajja, kita pergi dari sini sebelum ada Soengsanim yang melihat aksi kita." Ucap Jaemin ketakutan, namja itu akhirnya berlari pergi dari sana.
Yeoja itu menghampiri Jisung dan memberikan tongkatnya, "Ini tongkatmu, apa kau baik-baik saja?"
Jisung mengambil tongkatnya kemudian menyeimbangkan tubuhnya, "Gomawoyo, gwenchana. Semua ini berkatmu no, nuguya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Fanfiction"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...