"Aku ingin bertemu dengannya"
~Ijb~
Jinyoung masih belum sadar. Dia terus memejamkan matanya tanpa bergerak sedikitpun. Hyoona masih setia menunggui dan menggenggam tangan namja itu. Sesekali Hyoona menggosokkan tangannya pada tangan Jinyoung agar namja itu tetap hangat. Minho dan Hyunjin masih disana menunggui, karena mereka ingin memastikan hyung mereka baik-baik saja.
Raemi masuk, setelah begitu lama bicara dengan Dokter. Kini, Raemi berjalan kearah ranjang Jinyoung dan mengusap lembut rambut putranya.
"Hyoona. Sebaiknya, kau pergi ke tempat Jaebum dan tolong jaga dia, ya?" Pinta Raemi.
Hyoona ingat. Dia harusnya menjaga Jaebum saat ini, "Baik, Imo."
"Kalian juga sebaiknya pulang, karena orang tua kalian pasti khawatir." Pinta Raemi pada Minho dan Hyunjin.
Mereka berdua bangkit lalu membungkuk, "Kalau begitu kami pamit."
"Tolong beritahu kami jika Jinyoung hyung sudah sadar, Imo." Ucap mereka kompak. Raemi hanya tersenyum sembari mengagguk.
Raemi menggenggam tangan Jinyoung kuat-kuat, "Cepat bangun, Jinyoung. Karena Eomma ingin memberitahu kamu dan Hyung-mu sesuatu."
Ruang Rawat Jaebum.
Baru saja Hyoona membuka pintu ruang rawat, dia terkejut. Jaebum sedang mengedipkan matanya dan sedang menoleh kearahnya. Hyoona langsung menghampiri namja itu dan memeluknya. Rasa senang langsung memenuhi dadanya.
"Akhirnya kau sadar juga, aku senang." Terang Hyoona.
"Hyoona~" Lirih Jaebum.
"Nee, aku disini."
"Dimana Jinyoung? Ugh!" Jaebum meringis, kepalanya sakit sekali.
Hyoona mulai menangis, "Jinyoung sedang dirawat. Kata orang-orang yang menolongnya, sepertinya dia habis dipukuli dan saat ini dia belum sadarkan diri."
"Aku-ugh! Harus melihat-dia, Argh!" Jaebum terus berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya yang mulai sangat sakit. Namun, tidak berapa lama dia kembali tak sadarkan diri.
"DOKTER, SUSTER! TOLONG!" Hyoona mulai berteriak kesetanan sambil berulang kali menekan bel darurat, dan akhirnya seorang Dokter datang bersama dua orang Suster.
"Tolong sebaiknya, anda keluar. Biarkan Dokter yang memeriksa." Perintah Suster. Hyoona akhirnya keluar ruangan denga rasa gelisah.
Sudah lima belas menit, Dokter tak kunjung keluar dari ruangan. Tiba-tiba Raemi datang dengan seorang Dokter dan membawa sesorang namja yang duduk di kursi roda.
"Jinyoung!" Hyoona terkejut. Dia langsung menghapus air matanya.
Hyoona melihat wajah Jinyoung yang sangat pucat. Tapi, tetap ada senyum meskipun samar di wajah namja itu. Baru setelah itu, Dokter yang memeriksa Jaebum keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaan putra saya, Kang-nim?" Tanya Raemi.
"Begini, sepertinya putra anda mengalami banyak sekali pendarahan di kepalanya menyebabkan dia kekurangan darah pada otak. Jika ini terus dibiarkan, maka kemungkinan anak anda akan mengalami gagar otak." Jelas Dokter Kang.
"Lalu, harus bagaimana?" Raemi mulai panik.
"Harus ada pendonor darah, jika ingin Jaebum sembuh. Tapi, rumah sakit sudah kehabisan golongan darah A negatif. Kita butuh pendonor yang sama, jika ada pihak dari keluarga." Jelas Dokter itu lagi.
"Saya, Dok." Cetus Hyoona.
"Ani. Saya saja." Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka.
"Oppa? Sehun? Bagaimana bisa~" Hyoona dan Jinyoung terkejut.
"Saya punya, golongan darah yang sama." Ucap Chanyeol.
"Nee, mari ikut saya." Dokter itu mulai pergi disusul Chanyeol di belakangnya.
"Jinyoung!" Sehun berlari kecil menghampiri Jinyoung dan memeluk namja itu. Jinyoung tersenyum kecil, sambil balas mendekap tubuh Sehun.
"Hei! Kau mimisan!" Teriak Sehun panik melihat darah mengucur dari hidung Jinyoung.
"Gwenchana," Jawab Jinyoung berusaha menghilangkan kepanikan Sehun.
"Imo! Ada apa dengan, Jinyoung?!" Tanya Sehun masih panik. Sedangkan wajah pucat Raemi berulangkali saling pandang dengan Dokter rawat Jinyoung di sebelahnya.
"Jinyoung hanya mengalami kelelahan saja, jangan khawatir." Ujar Dokter tersebut.
"Sudah. Gwenchanayo, sekarang kita harusnya menunggu hasil perkembangan Jaebum." Tutur Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Фанфик"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...