"Saat ini, Aku yakin tidak akan salah memilih. Tentu ini bukan karena siapapun. Karena itu, jangan menolak"
~Phyn~
Four years later.
Seorang namja berjalan memasuki lobby utama sebuah Entertaiment besar. Namja itu dengan sigap langsung mengenakan jas-nya sambil berjalan melewati beberapa orang karyawan disana. Wajah dingin masih dia perlihatkan, namun tidak segan beberapa karyawan menyapanya.
"Anyeong haseyo, Sajangnim."
Begitulah sapaan mereka, saat namja ini melewati lobby hingga memasuki lift pribadinya. Dia benar-benar merasa bangga sekarang, dengan pencapaian dari usahanya selama ini. Setelah berjalan beberapa detik untuk sampai ke ruangan pribadinya, namja ini mendapati seorang namja lain sudah duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Hei, Sehun-ah!" Namja yang merasa terpanggil itu mendongak, dan mendapati seorang yang dia cari akhirnya datang juga.
"Kau sangat lamban." Ujar Sehun berdiri dari duduknya, lalu mereka berdua ber-tos ria.
"Mian, jalanan sempat macet tadi." Balas namja itu malas, sembari berjalan dan duduk di kursi besarnya.
Sehun menggeleng, "Kau ini, tidak sepenuhnya berubah ya?"
Namja itu bangkit sembari mengangkat sebelah alisnya, " Tidak sepenuhnya?! Maksudmu?"
Sehun hanya terkekeh kecil, "Aku hanya bercanda, Jaebum-ssi."
"Ya! Biasa saja memanggilku, atau kusuruh satpam menarikmu keluar hm?!" Bentak namja itu kesal. Dialah Im Jaebum.
"Santailah sedikit, aku hanya berusaha bercanda denganmu." Tutur Sehun dengan cengiran di wajahnya.
Jaebum mendengus kesal, "Jadi? Kenapa kau kemari?"
Sehun menarik nafas panjang dan kemudian duduk kembali di sofa. Tangannya memegang sebuah amplop dengan warna pucat merah muda, "Imo-ku sedang mengadakan makan malam di rumah, dan Hyoona ingin mengundangmu juga."
"Kenapa aku?" Tanya Jaebum sembari mengambil dan membuka amplop itu. Sebuah lembaran kertas ada disana.
Untuk Jaebum,
Eomma sedang mengadakan makan malam di rumah. Sebenarnya kami hanya ingin mengajak Sehun, tapi Appa menyuruhku untuk mengundangmu juga. Malam ini datanglah ke rumah pukul delapan, ajaklah Shamchon dan Shungmo juga.
"Tapi kenapa? Bukannya aku dan dia, sudah tidak ada hubungan apapun sejak saat itu." Kelah Jaebum membelakangi Sehun. Jujur, jika dia bisa mengatakannya saat ini maka namja ini pasti akan mengatakan bahwa dia sangat senang.
"Shamcon ingin, melihat perkembangan dirimu. Shamchon bilang, bahwa dia sangat terkesan dengan dirimu. Padahal, kau memulai semua ini dari nol tapi lihat hasilnya? Kau luar biasa." Puji Sehun, sambil mengingat empat tahun yang lalu.
"Sudah. Katakan, kalau aku akan datang." Ucap Jaebum datar.
"Kau akan benar-benar datang, kan?" Tanya Sehun sambil mengangkat sebelah alisnya. Jaebum mengangguk, lalu membalikkan tubuhnya mengahdap jendela kaca yang memperlihatkan seluruh bangunan lain di kota Seoul.
Pukul 08.00, Malam.
"Eomma. Aku sudah rapi, bukan?" Tanya Jaebum saat mereka sedang berjalan di pekarangan depan rumah Hyoona, menuju pintu utama.
![](https://img.wattpad.com/cover/201505173-288-k343391.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Fanfic"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...