Part #5 Tidak Seberapa

184 22 0
                                    

"Melawan adalah cara terbaik, jika kau merasa diinjak!"


~Oshn~


Pagi ini, Jinyoung tidak seceria biasanya. Setelah kejadian semalam, membuat dirinya hampir putus asa. Tapi, karena semangat dari Raemi, Jinyoung akan berusaha untuk membuat Jaebum jadi tidak benci lagi kepadanya. Dia berjalan melewati lorong kelas lantai bawah, Jaebum tepat di depan kelasnya memperhatikan Jinyoung yang akan berjalan mendekat.

Duag!

Jaebum menyenggol bahu Jinyoung, membuat keseimbangan Jinyoung jadi tidak stabil dan akhirnya jatuh bersama dengan kotak sepatu yang dia bawa. Jinyoung meraih kotak sepatu tadi dan berusaha memungut isinya yang keluar dari kotaknya. Namun, dengan keras Jaebum menginjak punggung tangan Jinyoung sebelum namja itu berhasil meraih salah satu sepatu tadi.

"Sakit, Hyung. Lepasin." Rengek Jinyoung berusaha menarik tangannya kembali. Justru, Jaebum malah menginjak tangan Jinyoung lebih keras dengan sepatu pantofel-nya.

"Ugh." Jinyoung merasakan panas dan perih bercampur.

Jaebum tersenyum puas, "Ini balasan karena ka, berusaha cari muka di depanku!" Sentak Jaebum keras.

Tapi, seseorang menendang lengan kanan Jaebum dengan keras hingga dia terpelanting. Sehun yang daritadi hanya berdiri melihat dari kejauhan, tidak bisa menahan diri lagi.

"B*ngs*t kau!" Maki Sehun. Dia membantu Jinyoung berdiri dan pergi dari sana, sebelum seorang guru melihat ulah mereka.

"Kali ini kau selamat, Park Jinyoung. Tapi lain kali, kau tidak akan bisa berteriak." Gumam Jaebum sambil melihat mereka berdua menjauh.

Sementara itu, Sehun menarik Jinyoung ke ruang kesehatan. Sehun dengan cepat mencari kotak P3K di beberapa lemari kaca dan mengeluarkan obat pembersih luka. Sehun bisa melihat punggung tangan sahabatnya itu memar dan mengeluarkan banyak darah.

"Astaga! Lihat tanganmu ini." Sehun dengan hati-hati mengusapkan tisu lembut yang sudah diberi antiseptik. Jinyoung hanya meringis perih.

"Gwenchana," Jinyoung hanya tersenyum miris.

"Ini luka kecil." Lanjutnya. Sehun diam saja. Jika tidak, Jinyoung akan semakin keras kepala.

"Setidaknya kau melawan, Jinyoung. Kalo kau merasa itu tidak adil." Kata Sehun tiba-tiba, di sela kegiatannya membersihkan luka Jinyoung.

Jinyoung memeluk Sehun dengan erat, "Makasih, Sehun."

Sungguh. Sehun bisa merasakan kesedihan yang Jinyoung alami, sama persis dengan dirinya. Sama-sama terasingkan dalam keluarga sendiri. Hampir saja, Sehun menangis tapi dia terus menahannya agar tidak tumpah. Dia gengsi.

Sehun merasa bahunya mulai basah, "Ya! Awas liurmu mengenai bajuku ini!". Jinyoung mengangkat muka dan hanya tersenyum jahil sambil mengelap air matanya. Mereka pun kompak tertawa.


Tomorrow - TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang