Part #41 Seakan Terlihat [Tidak] Menyesal

73 10 2
                                    

"Sebenarnya siapa yang membuatmu jadi seperti ini, Jaemin?"

~Chyr~

"Ini sarapan kesukaanmu, Jaemin." Ucap Yeri, sembari meletakkan sepiring galatin kesukaan Jaemin.

Namja itu mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, "Nee. Khamsahamnida, Eomma."

Jaemin kemudian mematikan ponselnya, lalu mulai bersiap menggenggam pisau dan garpu bersiap menyantap masakan di depannya.

"Akhir-akhir ini, Eomma sering melihatmu menelpon seseorang. Apa ada masalah?" Tanya Yeri lembut.

Jaemin memandang Yeri sebentar, lalu tersenyum. Kemudian dia menggeleng, "Ani. Teman-teman sekolahku, hanya menanyakan hasil lomba bulan lalu."

Yeri mengangguk mengerti, "Mereka pasti kecewa, karena kau tidak bisa memenangkan kontesnya ya? Tapi gwenchana, lain kali kau pasti berhasil."

Jaemin hanya tersenyum kecil, sambil mengangguk. Dalam hati, dia benar-benar kesal dengan kekalahannya kali ini. Bagaimana tidak? Jaemin sudah menanti bisa mengikuti kontes itu, sejak kecil. Impiannya hanya ingin jadi nomor satu, 'apa itu sulit?' pikirnya.

Tok-tok-tok.

Suara ketukan terdengar, dari pintu utama. Yeri dan Jaemin sama-sama menoleh, sebelum itu mereka sempat bertukar pandang beberapa detik sebelum akhirnya Yeri berjalan mendekat kearah pintu dan memutar kunci. Yeoja paruh baya itu sedikit terkejut, saat melihat dua namja berseragam polisi ada di depan pintu.

"Chagiyo. Apa ini benar, kediaman Na Jaemin?"

"Nee. Itu nama anak saya, ada masalah apa ya?"

"Putra anda harus ikut kami, atas tuduhan percobaan pembunuhan berencana. Kami akan mengitrogasinya, di kantor polisi. Sebaiknya, anda dan putra anda ikut tanpa paksaan."

Yeri terkejut, "Bagaimana bisa?! Tidak mungkin!"

Di Tempat yang lain.

Tubuh jangkung Jisung, duduk di lantai sambil memeluk lutut. Dia menenggelamkan wajahnya disana, tanpa berniat beranjak dari kamarnya barang selangkah. Jaebum dan Shin Che, yang sedari tadi berdiri di ambang pintu kamarnya ikut prihatin dengan keadaan namja itu.

"Apa Jisung sudah sarapan? Kenapa kau hanya diam saja, melihatnya seperti itu?" Celetuk Shin Che.

"Dia sudah sarapan, meskipun hanya beberapa suap. Aku hanya bingung, akan mengatakan dan menyemangatinya seperti apa lagi." Jawab Jaebum pasrah.

Shin Che menggeleng, "Kau sebagai Appa-nya, harus terus menyemangatinya. Hanya perlu beri dia, dukungan untuk bangkit lagi. Itu cukup."

Jaebum menghela nafas kasar, kemudian mengusap wajahnya yang beberapa hari ini terlihat sangat lelah. Tapi tiba-tiba, suara nada dering dari ponsel Shin Che mengagetkan mereka. Shin Che kemudian, memberi isyarat untuk mengangkat panggilan.

Jaebum menghampiri Jisung dan langsung memeluk tubuh putranya, "Ya! Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Apa Eomma, merasa kesepian disana?" Ucap Jisung lirih.

Tomorrow - TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang