"Aku cuma ingin terlihat kuat di depannya."
~Pjy~
Sepanjang perjalanan Hyoona masih menggandeng tangan Jinyoung dan berjalan lebih cepat. Wajah Hyoona juga masih kelihatan kesal. Jaebum tampan tetapi dia lelaki yang kasar, begitu pikir Hyoona. Dia akan dengan senang hati menjauhi namja itu.
Tiba-tiba Jinyoung melepas tangannya dari genggaman Hyoona dengan kasar, "Singkirkan tanganmu!"
"Ada apa? Aku hanya~"
"Tidak usah baik padaku. Apalagi di depan Jaebum. Lagipula aku orang asing, bagaimana kau bisa begitu percaya padaku?" Sela Jinyoung.
"Karena Sehun selalu menceritakan tentang dirimu. Kau baik. Karena itu, aku yakin aku pun bisa menjadi temanmu." Jelas Hyoona sembari tersenyum.
"Kenapa dengan Jaebum?" Tanya Hyoona sejurus kemudian.
"Aku cuma ingin terlihat kuat di depannya. Argh! Sebaiknya kau pulang saja." Ketus Jinyoung sambil berlalu pergi.
Lagi-lagi Hyoona harus mengejar langkah Jinyoung, "Hei! Tunggu.". Jinyoung pura-pura tidak mendengar panggilan itu dan malah mempercepat langkahnya. Sedangkan Hyoona masih bersikukuh untuk terus mensejajari langkahnya dengan Jinyoung tanpa takut kelelahan sedikit pun.
Rumah.
Jinyoung agak khawatir saat sudah hampir sampai di depan rumahnya. Hanya tinggal menyebrang jalan saja dan mereka sampai. Tapi, bagaimana kalau Eomma mengiranya macam-macam? begitu pikir Jinyoung. Benar saja, kebetulan sekali Eomma sedang menjemur pakaian di luar membuat dirinya semakin grogi.
"Anyeong hasseyo, Imo." Ucap Hyoona sopan sembari membungkukkan tubuhnya.
"Oh, Anyeong." Balas Raemi, kemudian memperhatikan Hyoona dengan teliti dari atas hingga ke bawah.
"Aku yakin, Eomma akan bertanya banyak tentang Hyoona." Begitu batinnya.
"Baru kali ini, kamu membawa seorang gadis." Begitu kata Raemi, kelihatannya dia terlihat senang hingga tertawa kecil.
"Eomma! Dia hanya teman, lebih tepatnya sepupu Sehun." Jelas Jinyoung, tapi Raemi masih tertawa kecil.
"Ayo masuk." Raemi mempersilahkan Hyoona masuk kerumah mereka yang sederhana.
"Sebentar, akan Imo buatkan sesuatu." Raemi buru-buru pergi ke dapur.
Tapi, Hyoona langsung mengikuti Raemi dari belakang, "Biar saya bantu, Imo."
Jinyoung hanya melihat mereka berdua. Hyoona dengan cekatan membantu Eomma-nya melanjutkan membuat makan siang. Mereka terlihat begitu akrab, padahal belum saling mengenal. Tanpa sadar, dari kejauhan Jinyoung hanya tersenyum samar.
Selesai membersihkan dirinya, Jinyoung keluar dari kamarnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Hari ini dia siap untuk mengantar beberapa koran dan majalah pesanan orang. Betapa terkejutnya dia saat melihat meja makan penuh dengan lauk pauk yang banyak. Hyoona terlihat keluar dari dapur sambil melepaskan celemeknya, disusul Eomma-nya dari belakang.
"Makanlah siang dulu, Jinyoung. Kajja," Hyoona duduk sembari menepuk-nepuk bangku disampingnya.
"Lihat! Hyoona pintar sekali memasak, hingga banyak seperti ini." Ucap Raemi menggoda putranya itu. Sedangkan Jinyoung dan Hyoona, hanya saling melirik
Jinyoung duduk dasamping Raemi, "Eomma, bulan kemarin dan bulan ini aku belum membayar uang gedung. Jadi~"
"Kalau begitu, ini." Sela Raemi sembari mengeluarkan beberapa pecahan ratusan ribu dari dompetnya.
"Ani, Eomma. Aku akan mengumpulkan uang sendiri, uang itu untuk Hyung saja." Tolak Jinyoung. Dia langsung bangkit dari duduknya hendak pergi.
"Kau tidak ingin, makan lebih dulu?" Tanya Raemi.
Jinyoung menggeleng, "Aku bisa telat, Eomma."
Dia langsung lari begitu saja keluar dari rumahnya. Tentu saja, Jinyoung tidak ingin meropotkan Eomma-nya apapun yang terjadi. Biar dia saja yang mengalami kesulitan ini, karena dia berusaha menahan semua rasa lelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Fanfiction"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...