"Di balik tampak luar, ternyata ada kelamnya masa lalu"
~Ptjng~
Ting-tong.Dengan tidak sabaran, Jisung terus menekan bel rumah yang lumayan besar itu dan Jeno masih setia membopong tubuh Jian, sambil sesekali melirik yeoja itu yang masih kesakitan. Jisung semakin khawatir karena tidak ada tanda-tanda seseorang di rumah.
"Ayolah," Jisung masih berusaha beberapa kali menekan bel, namun kali ini sepertinya membuahkan hasil.
Pintu terbuka, menampilkan sosok namja dewasa dengan wajah garang-namun keren. Namja itu hanya terdiam keheranan, "Ada apa ini? Kalian~ Jian!"
Raut wajah namja itu seketika berubah, terkejut. Jisung berusaha menjelaskan, "Mianhe, Shamchon. Yeoja ini kesakitan."
"N-nee. Ayo cepat bawa dia masuk!" Jeno dan Jisung mengikuti langkah namja tadi dengan tergesa, memasuki sebuah kamar bernuansa biru muda.
Jeno dengan sigap dan hati-hati, membaringkan tubuh Jian. Kemudian namja itu menarik Jisung agak sedikit menjauh dari ranjang yeoja itu. Namja berwajah garang tadi, sampai terlihat kalap sambil berteriak-teriak histeris memanggil seseorang. Setelah itu, muncullah seorang yeoja lain dengan seragam dokter lengkap dengan peralatannya. Dokter itu datang dengan seorang suster, dan keduanya langsung menangani Jian yang lemas di tempat.
"Bagaimana dengan anak saya, Dokter Kim?" Tanya namja tadi sangat panik dan gelisah.
"Dia baik, Tuan Taeyong-ssi. Anak anda hanya mengalami luka kecil, sepertinya alat pendengarnya di ambil secara kasar dan akhirnya menimbulkan luka pada telinganya." Jelas Dokter Kim, sangat mengerti dengan apa yang di rasakan namja itu.
Dokter Kim membereskan peralatannya, "Kalau begitu, saya akan kembali ke ruangan saya. Chagiyo."
Taeyong tersenyum simpul, "Nee, khamsahamnida,"
Taeyong kemudian duduk di pinggir ranjang, lalu mengelus puncak kepala putrinya itu dengan sayang. Jian yang masih sepenuhnya sadar, melihat kearah sang Appa lalu tersenyum.
"Gwenchanayo, Appa." Lirihnya parau.
Taeyong menggeleng, "Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Sayang?"
Jian hanya bisa menggeleng pelan. Dia tidak sanggup menjawab pertanyaan Appa-nya lagi bahkan untuk mendengarnya bicara pun sulit, membuat Taeyong masih dilanda resah.
"Mianhe, Shamchon. Ada sebuah kesalahpahaman yang mengakibatkan, Jian jadi ikut dalam sebuah masalah." Jelas Jeno takut-takut.
Taeyong menautkan kedua alisnya bingung, "Apa yang kamu maksud? Masalah seperti apa ini? Tolong jelaskan pada saya!"
Jisung yang mendengar perkataan Taeyong langsung menghentikan Jeno yang akan bicara, "Semua ini, karena saya. Sebenarnya, Jian hanya ingin mencoba membantu saya dan~"
Jisung menceritakan semuanya. Dari awal pertemuannya dengan Jian, hingga kejadian dua puluh lima menit yang lalu. Taeyong yang mendengarkan, hanya berwajah tenang dan Jeno yang memperhatikan jadi khawatir kalau-kalau Taeyong tidak bisa menangkap maksud cerita Jisung.
"Saya mengerti," Taeyong mengangguk kecil, masih dengan wajah yang sama. Tenang dan berwibawa.
Jeno bernafas lega, "Mianhe, Shamchon untuk kesalahan Jaemin teman saya. Tapi, saya mohon pada anda jangan membawa masalah ini untuk diadili terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomorrow - Today
Fanfic"Tidak ada gunanya, jika kamu menyalahkan diri sendiri. Percayalah! Satu hal yang membuatku ingin pergi, adalah mengurangi beban di punggung semua orang yang mengenal siapa aku." ~ Park Jinyoung ○ "Ini bukan takdir terburuk, dari sebuah karma yang b...