6. Slayer

1.8K 227 75
                                    

Slayer

Perpustakaan Utama Kampus

Sore itu Earth tengah membaca sebuah buku tebal di perpustakaan. Ia hanya duduk sendirian di pojokkan. Kedua manik mata Earth terfokus pada tulisan-tulisan yang tertera di buku yang ia baca. Mulutnya menggumam kecil membaca paragraf ataupun kalimat yang ia anggap penting dan kemudian menuliskannya di sebuah buku catatan kecil miliknya.

Seperti inilah kegiatan sang Omega dari keluarga Aydin itu setelah kelas bubar jika jemputan dari Mansion belum datang ke kampusnya karena kondisi jalanan yang mungkin padat atau macet. Ia membuang waktunya dengan mengerjakan tugas kampus disana dan mengerjakan sisa tugasnya nanti di rumah. Namun hari ini ia mendapat pesan dari Vodka bahwa dialah yang menjemput Earth setelah urusan yang diperintahkan oleh ayahnya di kampus selesai. Earth sendiri tidak bertanya lebih jauh soal urusan yang dimaksud Vodka dari sang Alpha, Earth hanya membalas singkat bahwa ia akan menunggu di perpustakaan utama kampus seperti biasanya.

Suasana perpustakaan kala itu kebetulan sangatlah sepi, hanya ada Earth dan penjaga perpus yang ada disana, mengingat perpustakaan akan tutup sekitar satu jam lagi dan mahasiswa-mahasiswi sendiri juga mungkin lebih memilih untuk pergi ke kantin fakultas. Mengisi perut mereka yang keroncongan lebih penting dibandingkan bila mereka harus mengerjakan tugas ke perpus dan kembali membebani beban kerja otak yang telah dipakai di kelas sebelumnya.

Earth yang tengah fokus membaca kala itu tidak menyadari bahwa beberapa meter dari posisinya, ada seseorang yang tengah memperhatikan Earth diam-diam. Sosok itu tersenyum lebar, namun senyum tersebut terkesan jahat dan punya makna yang tidak baik. Sosok misterius itu kemudian menjilat bibir bawahnya dengan gaya erotis.

'Aahhh~ Omega kecil yang imut dan manis. Lihatlah betapa tidak berdayanya dia? Dia bahkan tidak menyadari hawa kehadiranku disini. Werewolf manis yang malang~,' batin sosok tersebut yang setelahnya mulai mengangkat sebuah pistol yang ia genggam dan mengarahkan mocongnya tepat ke arah kepala Earth.

"Satu ditambah satu, aku akan membunuhmu... Dua ditambah dua, si Omega akan kukirim ke neraka... fufufu," gumam sosok misterius itu dengan pelan. Terdengar dengan jelas nada suara yang ia keluarkan barusan begitu ceria, ditambah dengan senyum bahagia yang ia perlihatkan saat dirinya akan menarik pelatuk membuat sosoknya kelihatan tidak waras dan sangat mengerikan.

"Hmm?" sosok tersebut terlihat menaikkan salah satu alisnya dan ia tidak jadi menarik pelatuk pistol saat target yang ia incar itu kini tengah kedatangan seseorang.
"Cih, pengganggu!" desisnya kesal yang sesaat setelahnya menurunkan kembali pistol yang ia pegang dan kemudian pergi dari sana untuk menyembunyikan dirinya.

Seseorang yang baru datang ke perpustakaan itu ternyata adalah Ben. Ia berjalan menuju sosok Earth dan tanpa izin dari Earth sendiri, Ben langsung mendudukkan dirinya di depan sosok Omega manis yang terkejut akan kedatangannya.

Ben kemudian menyodorkan sebatang coklat disamping buku yang Earth baca.
"Untukmu." ujar Ben tanpa memandang langsung sosok Earth di depannya yang terlihat jelas kalau kini wajah Earth sendiri tengah bersemu.

"Th-thanks." balas Earth yang agak gugup menerima coklat yang diberikan oleh Ben. Ia bisa melihat Ben mengangguk kecil dan pria tampan berwajah blasteran British-Thai itu mulai melakukan kegiatan yang sama dengannya, membaca buku tebal yang Earth tak tahu apa isinya.

Earth mengulum bibirnya karena merasa atmosfir diantara mereka berdua begitu canggung. Tak ada sepatah katapun yang terucap dari keduanya setelah itu. Ia tidak tahu kenapa belakangan ini Ben terlihat berusaha dekat dengannya. Selama beberapa hari ini bahkan Ben selalu memberikannya sesuatu bila mereka berdua berpapasan. Padahal hubungan mereka berdua sempat buruk karena dua tahun lalu bersaing satu sama lain dalam memperebutkan gelar moon kampus.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang