47. Heat Lust

1.1K 132 96
                                    

Warning
.
.
.
Typo

---o0o---

Heat Lust

Kanthapat University

"Ben, kau benar-benar datang kemari?!"

Earth berseru. Ia terkejut melihat kedatangan Ben. Pemuda tampan blasteran British-Thai itu terlihat menenteng dua buah kantung belanjaan dengan ukuran berbeda. Kantung yang berisi makanan dan minuman ringan.

Ben melangkahkan kedua kakinya dengan santai. Mendekat pada sosok Earth dan ketiga sahabatnya. Tak mempedulikan raut wajah Earth yang tak percaya menatapnya.

Saat ini mereka ada di halaman utama fakultas sains. Baik Earth dan ketiga sahabatnya tengah berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok. Disekitaran mereka juga terdapat beberapa mahasiswa lain yang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Ini sudah hampir larut malam dan kau masih mengerjakan tugas." Ben berkata sembari melirik jam dipergelengan tangan kiri. Waktu tengah menunjuk pukul 21.35 malam.

"Tugas yang diberikan lumayan sulit." keluh Earth sembari menggaruk bagian belakang kepalanya yang tak gatal.

Ben menghela napas berat. Ia lalu menyimpan satu kantung belanjaan berukuran besar di atas meja. Ketiga sahabat Earth menatap isi kantung itu dengan senyum sumringah.

"Aku membelinya untuk kalian. Ambil saja, jangan sungkan." tutur Ben pada ketiga sahabat Earth.

Mereka bersorak riang dan dengan senang hati mengambil makanan serta minumannya. Tak lupa ketiga sahabat Earth itu mengucapkan rasa terima kasih mereka pada Ben.

Ben menyerahkan satu kantung lain. Yang ukurannya sedikit lebih kecil kepada Earth. Kantung itu berisi pink milk, keripik kentang dan sepotong strawberry cake.

"Yang ini untukmu." ujar Ben pada si omega.

Earth kembali dikejutkan dengan perlakuan Ben. "Uh, thanks Ben. Ini terlalu banyak." terima Earth agak malu-malu.

Sang omega tak menyangka kalau Ben akan datang kemari. Beberapa saat yang lalu ia tengah bertukar pesan dengan Ben. Earth memberitahukan pada Ben soal tugas dadakan yang harus dikirimkan lewat email besok pagi. Sehingga malam ini, mau tak mau tugas kelompok tersebut harus beres.

Earth melirik Ben yang kini mendudukkan diri disampingnya. Ben bahkan berinisiatif merobek bungkus keripik kentang yang ingin dicicipi olehnya.

Earth tidak bodoh. Ia tahu betul kalau Ben tengah mencoba dekat dengannya. Dia sendiri yang mengaku. Minggu lalu, Ben mengatakan dengan gamblang kalau dia menyukainya.

Earth tidak tahu harus membalasnya bagaimana. Sejujurnya, ia juga menyukai Ben. Akan tetapi, ia belum mau memiliki sebuah hubungan yang lebih dari seorang teman.

Dalam kasusnya, seorang mate.

Earth tak tahu apakah Ben matenya atau bukan. Ia tak tahu kondisi seperti apa yang akan terjadi padanya bila ia menemukan sang mate. Dan lagi, keduanya berbeda. Ia werewolf dan Ben adalah manusia.

Meski Ben adalah sahabat Nine, calon adik iparnya. Earth tak yakin kalau Ben bisa menerima kaum werewolf sama seperti Nine. Jadi, Earth memutuskan untuk berhati-hati dengan Ben.

Teman-teman Earth yang melihat kedekatan diantara keduanya mengerutkan kening. Ketiganya tak bisa menyembunyikan rasa penasaran mereka.

"Oho, sejak kapan kalian berdua jadi akrab~?" tanya salah seorang dari mereka dengan nada menggoda. Dia adalah seorang gadis chubby imut bernama Sammy.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang