45. Plan

1K 119 18
                                    

Warning
.
.
.
Typo

---o0o---

Plan

Aydin Mansion

23.37 PM

Tiga jam telah berlalu semenjak Joong meninggalkan kamar Nine.

Si calon alpha semula merasa enggan untuk keluar dari kamar sang mate. Terlebih karena ia telah mengucapkan hal yang kemungkinan besar sudah menyinggung perasaan Nine.

Akan tetapi, pada akhirnya, Joong memilih untuk keluar dari kamar matenya. Ia akui kalau dirinya bersalah dan memang sudah seharusnya ia mematuhi perintah dari Nine untuk meninggalkannya sendirian.

Joong menganggap kalau ini adalah hukuman yang harus ia terima atas ucapannya tersebut. Dan tak ada yang bisa Joong lakukan selain berharap kalau Nine akan segera memaafkan kesalahannya itu.

Disisi lain, Nine yang sebelumnya tengah membasuh wajah di kamar mandi. Mendapati saat ia keluar dari sana, Joong tak lagi berada di dalam kamarnya.

Pemuda manis itu hanya bisa menghela napas panjang. Ia merasa telah sedikit keterlaluan kepada tunangannya itu.

Nine sadar kalau kekhawatiran Joong itu beralasan. Mungkin sang kekasih merasa takut kalau rasa benci Nine pada werewolf kembali tumbuh karena kematian pamannya.

Tapi Joong salah besar bila dia berpikiran demikian.

Dia sudah tak lagi membenci kaum werewolf. Dan meskipun ada rasa tersebut dalam hatinya.

Rasa benci itu dia berikan pada para pelaku yang telah membuat pamannya tewas. Nine tak mungkin bisa menjudge seluruh kaum werewolf sama kejamnya seperti tiga werewolf yang telah membunuh pamannya.

Dia telah berubah. Nine tak lagi memiliki pemikiran yang dangkal seperti dahulu.

Dan untuk yang kesekian kali, sosok mate dari si calon alpha klan Aydin itu kembali menghela napas panjangnya.

Saat ini ia tengah berbaring dengan nyaman di atas kasur.
Meski begitu, ia kesulitan untuk tidur. Beberapa kali pun ia mencoba memejamkan kedua mata, mengubah posisi tidurnya, berusaha agar cepat terbang menuju ke alam mimpi.

Nine tetap saja tak bisa tertidur.

Ia terus memikirkan Joong.

Sejak kekasihnya itu pergi dari kamarnya dan tak kembali kemari. Mau tak mau membuat Nine merasa bersalah sekaligus gelisah. Meski ia sadar kalau dirinya sendiri lah yang saat itu meminta Joong untuk membiarkannya sendirian.

Haruskah dia menemui Joong dan meminta maaf padanya?

Nine sempat merasa bimbang. Ia tahu kalau dia tak menemui Joong dan menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka berdua. Kemungkinan rasa gelisahnya takkan hilang hingga esok pagi dan itu artinya ia juga takkan bisa tidur dengan nyenyak malam ini.

Alhasil, Nine pun dengan segera turun dari kasur dan mencari sweaternya untuk ia kenakan.
Setelahnya, pemuda manis itu bergegas keluar dari kamar. Ia membuka pintu kamarnya dengan perlahan.

Dan saat diluar, Nine merasa dikejutkan dengan sosok Joong yang kini sedang terduduk di lantai lorong mansion. Dengan punggungnya yang bersandar pada tembok dekat pintu kamarnya.

Nine sendiri bisa mendengar suara dengkuran halus dari sosok kekasihnya itu.

Jangan bilang kalau kekasihnya tersebut semenjak keluar dari kamarnya. Ia memilih untuk tetap tinggal disini dan malah ketiduran.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang