34. Blood Donors

1.3K 166 27
                                    

Warning
.
.
.
Typo

---o0o---

Blood Donors

Aydin Mansion

Kamar Joong

Suasana di dalam kamar sang calon Alpha kini mulai tegang. Push saat ini tengah menatapi sang dokter - Suthee - dan sang Alpha - Julien - dengan wajah yang menyiratkan ketidaksukaan.

Terlihat dengan jelas kalau sang Leader Slayer merasa keberatan dengan anjuran yang diutarakan oleh Suthee barusan.

"Kau mungkin memang dokter. Tapi tetap saja kau adalah seorang werewolf," ucap Push pada Suthee.

"Aku tak bisa begitu saja mempercayakan keselamatan nyawa keponakanku padamu." sambung sang Leader Slayer yang menaruh kecurigaan pada keduanya.

"Ini bukan saatnya bagimu untuk bersikap egois," sela suara yang berasal dari sang calon Alpha, Joong.

Joong sendiri, yang sedari tadi hanya diam melihati dan mendengarkan paman sang mate. Kini mulai tidak bisa menahan dirinya lagi.

Ia tak mengerti dengan jalan pikiran Push. Kendati demikian, Joong menyadari kalau sang Slayer ini benar-benar sangat membenci kaumnya.

Rasa benci Push yang besar pada bangsa werewolf jelas bukanlah main-main semata. Kemungkinan besar kalau orang itu takkan pernah mau mendengarkan apapun perkataan mereka.

Akan tetapi, tidak bisakah dia menurunkan egonya sedikit saja demi keselamatan nyawa Nai?

Joong sangat berharap kalau Push bisa melakukannya.

Sang calon Alpha kemudian berjalan ke arah Push dan berdiri dihadapan sang Leader Slayer itu tanpa rasa takut dan ragu sedikit pun.

Joong menatapi wajahnya lurus.

"Kau pamannya kan?! Setidaknya untuk kali ini, berhentilah menjadi orang yang keras kepala. Pikirkan saja bagaimana agar nyawa P'Nai bisa diselamatkan!" ujar Joong dengan suara yang agak tinggi.

Raut wajah Push pun mulai berubah. Wajahnya kini memerah karena amarah.

"Tutup mulutmu werewolf! Ini adalah masalahku, kau tidak usah ikut campur!" balas Push tak kalah tinggi dari nada suara yang Joong berikan untuknya.

"Aku takkan membiarkan keponakanku menjadi kelinci percobaan kalian," ucapnya kemudian sembari menatap pada Suthee dan juga Julien.

"Memasukkan darah seorang werewolf pada manusia?"

Push tertawa menyebalkan kepada ketiga werewolf yang ada didekatnya. Ia menatapi wajah mereka, satu persatu, dengan raut muka yang meremehkan.

"Dokter ini benar-benar sudah tidak waras." maki Push setelahnya sembari menunjuk-nunjuk wajah Suthee.

"Dokter Suthee hanya memberikan opsi satu-satunya metode pengobatan yang ia tahu untuk menyelamatkan nyawa Nai. Kau tidak perlu sampai menghina dirinya,"

Julien yang merasa tidak terima atas ucapan Push pada dokter kepercayaannya, sekaligus juga werewolf dari klannya. Kini mulai memasang raut wajah yang hampir sama dengan raut wajah yang Push berikan kepada mereka.

"Jika tak ada hal baik yang ingin kau ucapkan. Kaulah yang sebaiknya menutup mulutmu itu, Slayer." ucap Julien dengan nada dingin pada Push.

Push hanya mendengus saat melihat reaksi balasan dari sang Alpha.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang