44. Mistake

1.1K 128 53
                                    

Warning
.
.
.
Typo

---o0o---

Mistake

Kedua mata Joong agak sedikit melebar mendengar penuturan yang baru saja di sampaikan oleh Joss padanya.

Paman matenya tewas?
Sang leader slayer yang waktu itu?
Dia meninggal?

Dan yang lebih mengejutkan lagi. Push tewas karena ulah bangsa werewolf.

Ini... kabar yang sangat buruk.

Amarah dan emosi dari si calon alpha perlahan mulai mereda. Ia sekarang mulai mengerti situasinya dan ia juga paham alasan kenapa sang mate kini tengah menangis.

Meski begitu, Joong tak bisa menyembunyikan rasa cemburu dan panas di hati melihat sang mate berada dalam pelukan orang lain.

"P'Nai..."

Joong memanggil Nine dengan nada suara yang sangat lembut. Ia bahkan tak memperdulikan tatapan tajam dan tidak suka dari Joss yang terus dilayangkan padanya.

Prioritas utamanya saat ini adalah kondisi sang mate yang tengah berduka. Nine kini telah kehilangan anggota keluarganya. Sosok paman yang sangat dia pedulikan dan sayangi.

Beberapa hari belakangan ini, Joong tahu kalau Nine mencoba untuk menghubungi pamannya itu. Namun sambungan telepon tak pernah berhasil terhubung pada sang leader slayer tersebut. Dan Joong selalu melihat raut wajah sedih dan putus asa sang mate karenanya.

Sekarang...
Nine malah mendapat kabar kalau paman yang ia tunggui itu ternyata telah tiada. Dia pasti amat sangat shock. Perasaan Nine saat ini juga pastinya terluka dan sedih luar biasa.

Mendengar namanya di panggil oleh sang kekasih. Nine mulai melepaskan pelukan Joss padanya. Dan kemudian ia menatapi sosok Joong yang saat ini tengah menatap dirinya.

Joong pun bisa melihat dengan jelas gurat kesedihan di wajah sang mate. Kedua mata Nine bahkan sembap karena sedari tadi ia menangisi pamannya yang telah tiada.

Hati si calon alpha sontak terenyuh saat melihatnya. Memandangi kondisi sang mate yang demikian juga mempengaruhi perasaannya. Dan Joong tak ingin melihat Nine terus terpuruk dalam kesedihannya itu.

Nine mengusap beberapa bulir air mata disekitar pipinya. Masih dalam kondisi terisak, ia kemudian berjalan mendekati Joong.
Dan tanpa si calon alpha itu duga, Nine kini memeluk tubuhnya dengan sangat erat. Membuat Joong refleks membalas pelukan matenya itu.

Nine menyamankan posisinya dalam pelukan Joong. Ia membenamkan wajahnya di dada bidang sang kekasih. Kedua lengan Joong yang memeluknya berhasil membuat kondisi hati si pemuda manis itu sedikit tenang.

"Aku ingin pulang, aku ingin ke Chiangmai Joong,"

Nine meminta pada sang kekasih dengan suara pelan. Ia sendiri masih memeluk Joong dan tak ada tanda-tanda kalau dirinya ingin melepaskan pelukan hangat dari sosok kekasihnya tersebut.

Pemuda manis itu membutuhkan sandaran untuk menenangkan hatinya. Tiap kali ia menyadari bila sosok pamannya kini telah tiada, Nine tak bisa menahan sesak di dada.

Ia ingin menangis dengan keras, meluapkan kesedihannya. Mengingat saat terakhir kali ia berbicara dengan sang paman. Adalah saat keduanya sedang dalam emosi karena ego masing-masing.

Kejadian itu masih membekas di benak Nine. Dan karena alasan itulah ia merasa amat sangat bersalah karena tak sempat untuk meminta maaf kepadanya.

Akan tetapi, pelukan yang Joong berikan padanya ini membuat Nine sedikit bisa menahan rasa sakit di hati karena rasa bersalah pada pamannya itu.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang