20. Nine Dream

1.3K 198 28
                                    

Author Note : Bonus buat readers~ aku fast update, walau ini chapter lebih fokus ke PavelDome dulu karena next chap baru kembali fokus pada jangka waktu 5 hari menuju kematian sang calon Alpha kita...
Joong! Horeeeeeee......
#authortepuktanganmeriah
#authorlangsungdihajarfansJ9

---o0o---

Warning Typo

Nine Dream

Nine beserta Dome dan Pavel telah sampai di kondo -kondo Nine tentunya- dan waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi kurang 10 menit. Sebelum Nine turun dari mobil, ia bertanya pada Dome apakah sahabatnya itu ingin kembali menginap di kondonya atau tidak.

Dome hanya membalasnya dengan senyum tipis dan gelengan kepala. Dome lebih memilih untuk pulang ke kondonya bersama dengan Pavel. Dome tahu betul kalau sahabatnya ini tengah memiliki suatu masalah. Selama dalam perjalanan, Dome sempat memergoki sahabatnya itu melamun beberapa kali.

Karena itu Dome berpikir kalau Nine saat ini sedang membutuhkan waktu untuk sendiri. Tipikal seorang Nine yang sudah Dome tahu tabiatnya. Disaat Nine memiliki masalah, hal yang harus ia lakukan adalah dengan membiarkan Nine menyelesaikan masalahnya itu sendiri jika dia mampu. Jika Nine tidak bisa menyelesaikannya sendiri, ia pasti akan langsung meminta bantuan padanya atau pada Ben.

Sebelum Nine keluar dari mobilnya, Dome sempat memberikan Nine sebuah pelukan.

"Sampaikan salamku pada bibi dan semoga kau selamat sampai rumah Nine." ucap Dome saat ia memeluk sahabatnya itu.
"Apa kau ingin aku memberitahu Ben soal ini atau kau sendirilah yang akan memberitahukannya?" lanjutnya sembari melepas pelukan.

"Biar aku saja. Kau tahu bagaimana sifat Ben yang suka mengeluh dan agak sensitif itu kan?" kata Nine sembari tersenyum tipis pada Dome.

Dome hanya mengangguk paham sebagai balasan. Dan Nine pun keluar dari mobil Dome setelahnya.

Sesaat setelah Nine keluar dari mobil, ia berhadapan langsung dengan sosok Pavel. Sepertinya kekasih sahabatnya ini langsung keluar dari mobil begitu mereka sampai di kondonya dan Pavel menunggu dengan sabar saat dirinya dan Dome tengah berbincang tadi.

"Terima kasih sudah menemani Dome untuk menjemputku."

"Tidak masalah. Aku senang bisa membantu sahabat kekasihku."

Nine tersenyum simpul pada Pavel. Ia lalu pamit pada Pavel dan kemudian berjalan memasuki lobby kondo tempat dia tinggal.

Pavel sendiri mulai kembali masuk ke dalam mobil Dome. Ia mengambil alih posisi duduk Nine sebelumnya yang berada di kursi depan, tepat berada disamping kursi sang pengemudi.

Dome yang melihat hal itu hanya bisa memutar kedua bola matanya karena jengah.
"Tidak bisakah kau duduk di kursi belakang saja?" ucap Dome sembari menyalakan mesin mobilnya.

"Jika aku duduk dibelakang, apa kau yakin takkan merasa kesepian duduk didepan sini tanpa aku disampingmu, Dome?"

"Chessy sekali Vel, aku rasanya ingin muntah."

Dan Pavel hanya bisa tertawa mendengar balasan dari kekasihnya itu.

Mobil Dome pun mulai melaju meninggalkan kondo tempat Nine tinggal.

Didalam mobil, Pavel memperhatikan wajah Dome yang tengah menyetir dalam diam. Sang werewolf kemudian teringat akan sesuatu dan sebuah senyum licik langsung terpasang di wajah tampannya.

"Dome, soal taruhan kita sebelumnya..." Pavel berhenti berbicara saat ia melihat wajah Dome yang mulai memerah.

"Ta-taruhan? Taruhan yang mana? Aku tidak ingat." sela Dome yang berusaha menghilangkan rona merah di wajahnya dan tetap memfokuskan pandangan pada jalanan.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang