Chiangmai
Aydin Mansion - Gerbang Utama
Hembusan angin malam yang cukup dingin menerpa tubuh seorang pemuda yang saat ini tengah berdiri di depan pintu gerbang besar kediaman keluarga Aydin yang terbuka lebar.
Ada empat sosok lain yang tengah berada di sekitarnya. Keempatnya adalah para werewolf dan salah satunya ialah Earth serta tiga lainnya merupakan werewolf yang bertugas menjaga gerbang utama. Keempat werewolf itu tak menunjukkan tanda-tanda kalau mereka merasa kedinginan seperti Nine karena semilir angin malam.
Jelas saja karena para werewolf memiliki kemampuan untuk menangkal hawa dingin. Selain itu, di waktu malam kemampuan indera mereka jauh lebih baik daripada di siang hari. Itulah yang menjadi alasan utama mereka lebih suka berburu atau beraktifitas di waktu malam hari dibandingkan jika siang hari.
Suasana diantara mereka juga cukup canggung karena tak ada satu pun dari keempatnya yang mau membuka suara.
Terlebih Nine.
Saat ini, hati pemuda itu tengah kembali dilanda rasa bimbang. Pikirannya tengah berkecamuk dan itu membuatnya tak bisa berpikir dengan jernih dan fokus. Nine bahkan beberapa kali terlihat menghela napas frustasi karena hatinya terus saja mengatakan padanya kalau ia harus kembali pada Joong.
Demi Tuhan!
Tidak bisakah hatinya ini menyerah saja akan hal tersebut?
Dirinya ini sudah membuat keputusan final. Ia takkan mungkin bisa menjadi pasangan seorang werewolf! Ia tak bisa hidup bersama dengan Joong!Tapi kenapa... kenapa jauh di lubuk hatinya itu ia masih memiliki keinginan untuk bisa bersama dengan Joong?
Nine sungguh sangat tidak mengerti.Ia kesal! Dan ia marah akan perasaannya itu.
Hapus!
Ayolah Nine, hapuslah perasaan itu!Jangan memikirkannya lagi, jangan mengingat dia lagi. Itulah yang harus kau lakukan mulai dari sekarang!
Ia harus bisa melupakan Joong dan mulai mencoba kembali menata hati serta perasaannya. Dengan begitu, kehidupan normal yang ia jalani sebelumnya akan kembali.Nine yang tengah berpikir keras mulai menutup kedua mata, ia mencoba menenangkan dirinya. Nine lalu membuang napas panjang secara perlahan-lahan. Ia kemudian mengambil ponsel dan melihat jam yang tertera dilayar ponsel miliknya.
'15 menit lagi Dome pasti sudah tiba disini,' ucapnya dalam hati begitu melihat waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam saat ini.
Nine mulai mendongakkan kepala. Menatap langit malam dalam kesunyian. Dan sejujurnya, Nine membenci suasana malam hari. Karena malam selalu mengingatkannya akan peristiwa 10 tahun yang lalu.
Ia selalu mencoba mengenyahkan ingatan akan peristiwa malam itu, namun dirinya tak pernah berhasil.
Dan untuk kesekian kalinya, Nine menghela napas panjang.
Entah kenapa, tiba-tiba saja ia mulai merindukan rumahnya. Nine merasa kalau dirinya ingin pulang ke Chiangmai. Ia ingin menemui sang ibu dan tak lupa juga untuk pergi berkunjung ke makam sang ayah.Nine ingin sekali berbicara dengan ibunya. Ia butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya saat ini. Dan Nine rasa ibunya adalah orang yang cocok untuk itu.
Ibunya adalah seorang wanita mandiri yang sangat hebat. Setelah kematian sang ayah, ia menjadi tulung punggung keluarganya. Kala itu, sang ibu memutuskan untuk berkebun di tanah kosong peninggalan sang ayah. Tidak terlalu kecil namun juga tidak cukup luas. Ibunya menanam berbagai macam sayuran dan saat waktu panen menjualnya kepada tetangga sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction2moons2 cast Joong x Nine Pavel x Dome Ben x Earth Werewolf universe BoysLove, Romance, Fiction, Fantasy, School Life and maybe mpreg.