Warning
.
.
.
Typo---o0o---
Decision
Aydin Mansion
Ruang Kerja Julien
Saat ini, didalam ruangan pribadi Julien. Sang Alpha sendiri tengah duduk di kursi besar kebanggaannya dan dihadapan dirinya kini ada Nine dan Joong.
Nine baru saja menjelaskan perihal pamannya yang esok hari akan datang dan menjemput paksa dirinya kesini. Nine jelas saja tidak menerima, namun ancaman sang paman lah yang membuat Nine kini merasa bimbang.
"Jadi begitu," Julien mengangguk paham saat Nine telah selesai menjelaskan semua padanya.
"Jika ancaman pamanmu demikian, maka aku bisa memastikan kalau dia memiliki jabatan yang cukup tinggi diantara para Slayer lainnya." komentar Julien setelahnya.
"Jabatan?" Joong menatap sang ayah dengan raut wajah bingung.
"Maksud dad, para Slayer bertindak karena perintah seseorang bukan karena keinginan mereka sendiri, begitu?" tanyanya kemudian pada Julien.
Julien menarik napas sebelum menjawab pertanyaan putra bungsunya tersebut.
"Aku sendiri tidak terlalu mengetahui seluk beluk organisasi yang memerintah para Slayer dari balik layar," jawab sang Alpha.
"Memata-matai pun akan sangat beresiko. Dan aku tidak ingin ada anggota klan yang harus mati hanya karena rasa penasaran pribadi pada organisasi tersebut." jelasnya kemudian.
Julien lalu mengalihkan pandangan pada Nine.
"Aku tidak tahu seberapa kuat pamanmu dan para bawahannya,"
"Tapi mengajak Joong ikut serta untuk bicara dengan pamanmu sangatlah beresiko bagi Joong sendiri."
Nine mengangguk setuju, ia paham betul dengan maksud ucapan ayah Joong.
"Aku mengerti akan hal itu, tuan Julien. Karena itulah aku ingin meminta saran dari anda,"
"Tindakan apa yang harus aku ambil agar tidak terjadi pertumpahan darah disini."
Nine berkata sejujurnya soal kebimbangan yang ia alami. Ia tak bisa memilih antara ikut dengan pamannya agar tidak terjadi sesuatu yang tak ia inginkan disini. Atau Nine tetap memilih tinggal bersama dengan Joong dan membiarkan peristiwa buruk terjadi nantinya?
Nine sejujurnya ingin memilih opsi yang pertama. Ia tidak ingin menjadi orang yang egois. Tapi Nine juga memiliki ketakutan bila ia ikut dengan pamannya. Besar kemungkinan kalau Nine takkan bisa kembali bertemu dengan Joong dan ia sangat tidak mengingingkan hal itu sampai terjadi kepada mereka berdua.
Karena itulah, Nine membutuhkan saran dari Julien atas pilihan yang harus ia ambil saat ini.
"Sejujurnya, itu kembali pada dirimu sendiri Nai," Julien mulai mengemukakan pendapatnya.
"Pamanmu sudah jelas tidak akan mau menerima fakta bahwa kau adalah mate putraku. Dan kuyakin kalau dia akan melakukan apapun untuk bisa menjauhkanmu dari sisi Joong, benar bukan?"
Nine menunduk lesu dan kemudian ia mengangguk lemah pada Julien.
Pemuda manis itu kemudian memegang tangan Joong disampingnya. Ia lalu menautkan jari-jemari mereka. Berharap sentuhan Joong dapat membantunya mengusir perasaan takut dan gelisah di hati.
Dan Joong, dengan senang hati ia membalas genggaman tangan Nine. Sang calon Alpha berharap dengan kehadiran dirinya disisi Nine saat ini, setidaknya bisa membuat keadaan hati sang mate menjadi lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction2moons2 cast Joong x Nine Pavel x Dome Ben x Earth Werewolf universe BoysLove, Romance, Fiction, Fantasy, School Life and maybe mpreg.