15. Nephew

1.8K 194 23
                                    

Nephew

Aydin Mansion

Nine tak berkutik setelah ia mendengarkan pengakuan dari Joong. Selain karena pelukan Joong yang begitu erat kepadanya serta air mata Joong yang jatuh mengenai tengkuk lehernya itu. Ucapan Joong yang bernada berat dan serak juga terdengar begitu tulus ditelinganya. Hal itu mau tidak mau mulai mengusik hati serta pikiran Nine.

Nine memiliki kelemahan bila seseorang tengah menangis dihadapan dirinya, hatinya akan langsung luluh karena ia tidak tega melihatnya. Meski sekarang ini yang menangis sedih bukanlah sosok manusia seperti dirinya melainkan seorang werewolf. Dan werewolf ini mengaku memiliki perasaan yang dalam terhadap dirinya.

Nine tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Ia sebenarnya sering mendengar perkataan dari beberapa orang bahwa mereka menyukai dirinya. Tapi Nine menganggap itu sebagai pujian karena dirinya sangat suka bersikap ramah dan baik hati kepada mereka semua. Rasa suka yang mereka ungkapkan jelas berbeda dengan rasa suka yang diucapkan oleh Joong barusan untuk dirinya.

Dan ini juga kali pertamanya ia mendengarkan dengan serius pada seseorang yang kini tengah mengungkapkan perasaan yang ia miliki itu kepada dirinya.

Bukankah Nine seharusnya merasa berbahagia karena hal ini?
Tapi entah kenapa... dia tak sepenuhnya merasakan perasaan semacam itu.
Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya dan itu membuat Nine merasakan sesak di dada.

"Kenapa harus aku?" Nine mulai berbicara. Ia membiarkan Joong tetap memeluk dirinya, Nine sudah menyerah untuk melepaskan diri dari pelukan Joong.

"Jika yang kau katakan memang kebenaran. Jelaskan padaku kenapa aku yang harus menjadi matemu, Joong?" tanya Nine pelan hampir berdesis namun masih bisa didengar oleh sosok Joong dibelakangnya.

"Aku membenci para werewolf, sangat. Tapi kenapa harus aku yang ditakdirkan menjadi pasanganmu Joong? Kenapa bukan manusia lain diluar sana yang mungkin masih bisa menerima werewolf seperti dirimu?" Nine menjatuhkan ponsel miliknya ke lantai setelahnya.

Ia kemudian mulai mengepalkan kedua tangannya dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih karena perasaannya yang kini tengah bercampur aduk. Nine tak mengerti kenapa ia merasa kesal, marah dan juga sedih. Nine juga bisa merasakan kalau ia tengah stres berat sekarang ini. Kepalanya kembali terasa pusing, ia tak kuasa menahan beban pikirannya atas apa yang telah terjadi kepadanya.

Peristiwa 10 tahun lalu yang kembali membayangi pikirannya. Kehadiran sosok werewolf yang telah membunuh ayahnya. Sosok Joong yang tanpa sadar mulai ia sukai ternyata bukan manusia melainkan werewolf.
Semua itu benar-benar membuat kepala Nine terasa ingin pecah dan hancur berkeping-keping.

Tubuh Nine mulai bergetar menahan tangisnya. Entah kenapa perasaannya kini terasa begitu berat. Nine bahkan bisa merasakan dadanya mulai sakit dan sesak.

Joong hanya bisa tertunduk dalam diam. Ia sendiri tidak bisa memberikan jawaban untuk Nine. Ia tak ingin salah bicara kepada Nine. Rasa takutnya akan kehilangan dan penolakkan dari Nine sangatlah besar. Ia tak bisa berpikir dengan jernih. Karena itulah yang bisa ia lakukan hanyalah memeluk matenya itu agar Nine tidak pergi meninggalkan dirinya.

"Jawab aku, Joong." tanya Nine lagi kali ini dengan nada setengah memohon kepada sosok dibelakangnya itu.

Joong melepaskan pelukannya pada Nine. Dengan lembut, ia kemudian membalikkan tubuh Nine agar matenya itu menghadap dirinya. Nine sendiri membiarkan Joong melakukan apa yang ia mau namun Nine masih tetap tak ingin menatap wajahnya.

Joong kemudian menarik tangan kanan Nine dan menempelkan tangan matenya itu di dadanya.
"Setiap kali P'Nine berada didekatku, jantungku selalu derdegup kencang seperti ini,"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang