50. Gift

1.4K 158 71
                                    

Warning
.
.
.
Typho

Enjoy! Don't forget to give me star

---o0o---

Gift

Joong memeluk Nine dengan erat dalam dekapan. Keduanya kini tengah berada di atas kasur. Dengan pakain lengkap tentunya. Dimana Nine memakai piyama Joong yang agak kebesaran. Namun tetap terasa nyaman dipakai olehnya.

Si pemuda manis terlihat kelelahan. Setelah kembali bercinta di dalam kamar mandi. Nine benar-benar kehabisan tenaga. Tidak pingsan, tapi staminanya benar-benar terkuras habis.

Ia pun tidur dengan lelap dalam pelukan kekasihnya saat ini. Sedangkan si werewolf muda tak bisa menahan senyum bahagia menatapnya. Ia asyik bermain-main dengan wajah Nine. Mencubiti pelan pipinya dengan gemas. Dan kadang saking gemasnya Joong juga menarik-narik hidung Nine.

Pemuda tampan itu tertawa dengan renyah. Saking lelapnya Nine tertidur. Matenya itu tak merasakan sama sekali cubitan di pipi dan tarikan di hidungnya.

Joong pun mulai memejamkan kedua mata. Bola matanya masih berwarna kemerahan. Begitu dia menutup kedua mata untuk segera menyusul Nine ke alam mimpi. Kedua bola mata Joong pun kembali ke warna semula.

Disisi lain, Nine mulai meracau dalam tidurnya. Ia telah berada di alam mimpi. Dan mimpinya kali ini, untuk yang kesekian kali bertemu dengan sang Moon Goddess.

"Kemarilah,"

Wanita cantik nan anggun berpakaian armor perang itu memanggil Nine. Sama seperti di mimpi Nine sebelum-sebelum ini. Nine tengah berada di sebuah padang rumput nan luas di atas bukit. Suasana agak temaram karena malam hari. Akan tetapi banyaknya kunang-kunang disana serta cahaya rembulan membantu penglihatannya.

Tanpa keraguan Nine berjalan menghampiri sang Moon Goddess. Ia berdiri disampingnya. Singa putih besar peliharaan wanita itu tengah tertidur lelap tak jauh dari mereka berdua.

Begitu Nine berada di sisi sang Dewi. Moon Goddess mengalihkan pandangannya ke langit. "Indah bukan?" tanyanya tanpa memalingkan wajah.

Nine pun mengikuti arah pandangan wanita cantik disampingnya itu. Ia menatap langit malam di mimpinya yang luar biasa indah. Penuh dengan bintang dan bulan purnama yang bersinar dengan terangnya.

"Dahulu aku sering menatap pada langit malam bersama anak-anakku," sang Moon Goddess tersenyum bahagia.

"Aku merindukan masa-masa itu." ucapnya tanpa menghilangkan senyum di wajah.

Kali ini, sang Moon Goddess memandang pada sosok Nine. Dan si pemuda manis itu balas menatapnya. "Terima kasih karena kau telah bersedia menerima takdirmu. Takdir menjadi mate seorang werewolf,"

Nine membalasnya dengan senyuman. Ia ingin sekali menanyakan sesuatu pada wanita anggun yang merupakan Dewi sekaligus Tuhan bagi para werewolf ini. Akan tetapi, entah kenapa ia tak bisa berbicara. Mulutnya tak bisa ia gerakkan walaupun ingin.

Sang Moon Goddess kini menghadap pada sosok Nine. Ia tersenyum tipis untuknya. "Kau agak spesial. Jadi akan kuberikan hadiah untukmu, Nine Kornchid." ujarnya kemudian.

Nine tidak tahu harus berbuat apa. Bicara saja padanya pun sangat sulit. Ia hanya bisa terdiam sembari menatap kagum pada telapak tangan kanan sang Moon Goddess.

Telapak tangan kanan sang Dewi mengeluarkan cahaya biru yang terang. Cahaya yang cukup menyilaukan untuknya. Dan tangan itu perlahan ia dekatkan menuju ke arahnya. Lebih tepatnya lagi menuju arah perut Nine.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang