Invitation
Julien sudah mengira-ngira jikalau pertemuan malam ini akan menyebabkan kekacauan diantara para werewolf di klannya. Karena itulah, saat sang Priest selesai berbicara dan kedua matanya telah kembali normal, sang Alpha dengan segera mengambil alih situasi dengan berkata lantang kepada para werewolf yang hadir di aula.
"SEMUANYA HARAP TENANG DAN DENGARKAN AKU!!!"
Para werewolf yang tengah berbisik satu sama lain langsung menutup mulut mereka mendengar suara perintah sang Alpha yang absolut itu.
"Aku tahu jika kalian sangat terkejut dengan ramalan yang dikatakan sang Priest barusan. Bukan hanya kalian saja, akan tetapi kami sendiri pun juga sama terkejutnya dengan kalian,"
Sang Alpha membuang napas panjang sebelum mulai kembali berbicara. "Anakku Joong, calon Alpha di klan kita, dia sudah menemukan matenya. Matenya memang benar adalah seorang manusia dan dia juga... seorang lelaki,"
Wajah-wajah para werewolf yang hadir semuanya jelas terkejut mendengar kabar tersebut. Mereka kembali saling berbisik-bisik satu sama lain dengan rekan di dekat mereka.
"Mate seorang manusia? Bagaimana mungkin?"
"Bukankah ini adalah kabar buruk? Werewolf dan manusia tidak akan pernah bisa saling bersatu."
"Ini pertama kalinya aku mendengar mate calon Alpha kita adalah manusia."
"Apakah ini kutukan dari sang Dewi Bulan?"
Komentar-komentar miring dari werewolf yang hadir memenuhi ruangan aula. Joong yang mendengar komentar mereka merasa sedih dan putus asa karena menganggap ia sudah tidak dipercayai oleh werewolf di klannya sebagai calon Alpha selanjutnya. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan lesu. Ia berpikir kalau dirinya kini sudah mempermalukan sang ayah dan juga ibunya sebagai seorang werewolf yang sangat dihormati di klannya.
Joong kemudian terlonjak saat ia merasakan bahunya disentuh oleh seseorang. Ia melihat sang Priest memberikan senyum hangat kepadanya.
"Aku percaya padamu nak Joong. Jangan biarkan komentar negatif dari para werewolf lain membuatmu putus asa," tangan sang Priest beralih menuju pipi tirus sang calon Alpha."Jangan menyerah atas takdir serta ramalan yang diberikan sang Moon Goddess kepadamu. Percayalah kalau itu semua adalah yang terbaik untukmu." ujar sang Priest dengan suara yang begitu lembut dan senyumnya yang tak pernah lepas saat dirinya menatap sang calon Alpha.
Joong tersenyum simpul pada sang Priest. "Terima kasih banyak atas kepercayaan anda kepadaku, Priest. Aku berjanji akan berusaha sekuat tenaga agar klan kita terhindar dari bencana kemusnahan." ujarnya dengan nada penuh percaya diri yang dibalas anggukkan oleh sang Priest.
Disisi lain, setelah kebenaran yang disampaikan oleh sang Alpha kepada para werewolf yang hadir di aula menyebabkan kericuhan diantara mereka. Para werewolf jelas memprotes bahwa kebenaran itu bukanlah kabar baik bagi masa depan klan. Sang Alpha sendiri membiarkan para werewolf yang hadir berkomentar atas apa yang sudah ia ucapkan tadi. Namun ia tak mau ambil pusing dahulu dengan semua pertanyaan yang kemudian diajukan para werewolf di klannya, ia hanya ingin mereka tahu kebenarannya.
"Dan kalian semua harus tahu, lelaki itu adalah satu-satunya korban yang selamat atas peristiwa 10 tahun yang lalu," suasana aula yang sebelumnya berisik langsung senyap. Raut wajah terkejut terpampang jelas dari wajah-wajah para werewolf yang hadir.
"Mate putraku ternyata adalah korban yang berhasil selamat dari keganasan Jarintorn, Beta kita dahulu yang menggila di gunung Achampadhi,"
"Peristiwa mengerikan 10 tahun yang lalu itu? Mu-mustahil."

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction2moons2 cast Joong x Nine Pavel x Dome Ben x Earth Werewolf universe BoysLove, Romance, Fiction, Fantasy, School Life and maybe mpreg.