Warning
.
.
.Typo
Don't forget to give me star
---o0o---
Our Baby
Aydin Mansion
08.37 AM
Suasana di kamar si calon alpha begitu hening. Hanya suara dengkuran halus dari Nine yang terdengar. Pemuda manis itu masih tertidur pulas di kasur Joong. Pertanda kalau obat yang disuntikan oleh Suthee bekerja dengan baik.
Joong berada di sampingnya. Duduk di kursi dekat kasur. Menatap matenya itu dengan ekspresi wajah yang tak bisa dijabarkan. Julien, Hani dan Earth berada di dekatnya. Sedangkan Vodka, priest serta penjaganya dan Suthee. Keempat orang itu telah meninggalkan ruangan.
"Kalian masih belum bisa mempercayainya?" Julien bertanya. Memecah suasana hening diantara mereka berempat.
Joong menghela napas berat. Ia kemudian mengusap-usap pelan pucuk kepala Nine. "Jika yang mengatakannya adalah priest. Itu bukanlah sebuah kebohongan." jawab Joong.
Hani dan Earth tanpa sadar menganggukkan kepala mereka. Keduanya sangatlah terkejut dengan ucapan sang priest sebelumnya. Yang mengatakan kalau Nine tengah mengandung anak Joong.
Sulit mempercayai ucapan sang priest. Karena bagaimana pun Nine itu adalah laki-laki. Dan laki-laki tak mungkin bisa hamil. Tapi mereka tersadar. Jika itu adalah kehendak sang Moon Goddess. Maka tak ada yang tak mungkin.
"Jika kau percaya. Kenapa wajahmu murung sejak tadi?" tanya kembali Julien. Kedua matanya agak menyipit. Menatap sanksi si putra bungsu.
"Apakah kau tidak menyukainya? Memiliki seorang anak dari matemu sendiri?" tambahnya. Kedua tangan kini ia silangkan si dada. Tatapan mata pada Joong masih tak berubah.
Joong sontak menolehkan wajah. Balas menatap pada sang alpha. Raut wajahnya sedikit memerah karena menahan emosi. Tak suka dengan perkataan ayahnya barusan.
"Aku menyukai apapun yang ada pada diri P'Nai. Aku sangat bahagia kalau di masa depan kami akan memiliki seorang anak. Akan tetapi . . ." Joong menggantungkan kalimat.
"Akan tetapi?" Julien memicingkan mata kali ini. Menunggu jawaban dari si putra bungsu dengan sabar.
Joong terdiam beberapa saat. Ia lalu menghembuskan napas berat. "Seperti yang dikatakan oleh priest. Gejala kehamilannya sudah dimulai," gumam Joong pada sang alpha.
"Bayiku di dalam sana bahkan belum genap berumur satu hari. Tapi P'Nai sudah seperti ini. Bagaimana nanti kedepannya dad?" ucapnya kali ini dengan nada cemas.
"Aku hanya takut P'Nai akan merasa tersiksa. Aku khawatir dia akan kewalahan menghadapi gejala-gejalanya. Dan aku amat takut jika P'Nai, dia . . ." Joong menggigit bibir bawahnya kuat. Kembali memfokuskan pandangan pada sosok sang mate.
"Jika dia tidak menginginkan bayiku didalam perutnya. Maka aku pun-"
"Joong!!!"
Hani berseru panik. Bagaimana tidak?
Belum selesai si putra bungsu bicara. Julien yang berada dibelakangnya tiba-tiba menendang wajah Joong dengan sangat keras. Membuat si pemuda tinggi itu jatuh terpental dari posisinya.Joong tersungkur. Ia kaget setengah mati. Tak mengira kalau ayahnya akan bertindak demikian. Kepalanya terasa pening. Rasa sakit ia rasakan di pipi kirinya. Darah segar mulai keluar dari sudut bibirnya yang sedikit sobek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfic2moons2 cast Joong x Nine Pavel x Dome Ben x Earth Werewolf universe BoysLove, Romance, Fiction, Fantasy, School Life and maybe mpreg.