🌷19

933 115 6
                                    

🌷🌷🌷

Ponsel Sinbi berdering. Dirinya yang sedang menunggu Hangyul pulang menuju ke arah sumber suara. Tangannya mengambil ponselnya. Nomor tidak dikenal. Sinbi mengernyitkan dahi. Mungkin salah sambung. Ia mematikannya.

Saat ia ingin meletakkan ponsel kembali di atas nakas, ponsel itu berdering lagi dengan nomor yang sama. Sinbi matikan lagi, "Hih apasih. Nggak tau aja orang lagi khawatir." kesalnya.

Ini yang ketiga kalinya ponsel Sinbi berdering. Daripada berisik, Sinbi mengangkat telefonnya.

'Hallo.'

'...'

'Ya, ada apa ya pak?'

'...'

Seketika ponsel Sinbi terlepas dari tangan. Ia mendapat kabar bahwa Hangyul kecelakaan. Tanpa pikir panjang ia langsung mengambil tas dan pergi ke rumah sakit, bahkan Aurel tidak ia pedulikan. Yang terpenting nyawa Hangyul sekarang.

Ia menelfon Minhee.

"Anjer malem - malem nelfon, kakak kampret." kesal Minhee saat ia kalah main game. Minhee bermain game saat malam - malam, agar tidak ketahuan mama Jessica.

"Kenapa sih kak telfon-"

'CEPETAN KE RUMAH AKU MINHEE! DARURAT! CEPETAN! HIKS.' Minhee menjauhkan ponsel saat Sinbi berteriak tiba - tiba dan terdengar suara isakkan. Minhee langsung bergegas keluar rumah.

Ia bertemu mama Jessica yang sedang minum di dapur, "Mau kemana malem - malem, Min! Jangan jadi terong kamu!"

"Ke rumah kakak! Penting katanya!" teriak Minhee. Jessica yang mendengar kata 'penting' juga ikutan mengejar Minhee.

"Mama ikut, Min."

"Ya ayo cepetan ma! Katanya darurat!"

"Tapi mama belum ganti baju."

"Gak usah! Mana kunci mobil mama!" Jessica memberikannya pada Minhee. Minhee yang masih memakai celana pendek polkadot dan kaos putih sedangkan mama Jessica yang masih memakai piyama menuju ke rumah Sinbi.

Sinbi sudah menangis, menunggu Minhee di depan rumah seperti anak hilang. Beberapa kali dia mondar - mandir, "Minhee lama banget kenapa sih! Hiks-" Sinbi yang shock dan masih memakai piyama. Tidak peduli asalkan sampai rumah sakit.

Sinbi melihat mobil mama Jessica mendekat. Dia buru - buru membuka pintu dan masuk. Wajah Sinbi sudah sangat sembab dan dia menangis di dalam, "Mama hiks! Minhee cepetan, cepet Minhee ke rumah sakit sekarang! Hiks-"

Jessica pindah ke belakang lewat tengah - tengah pembatas dalam mobil. Ia kaget karena melihat anaknya yang histeris di belakang, "Ada apa Sinbi. Cerita sama mama. Siapa yang ada di rumah sakit?"

"Hangyul, mah." Sinbi menangis dan memeluk mama Jessica, "Dia kecelakaan, hiks. Sinbi nggak mau terjadi apa - apa sama dia ma. Nggak mau."

"Ya Tuhan." mama Jessica terkejut dan mengusap rambut Sinbi, "Nggak sayang. Berdoa sama Tuhan. Semua akan baik - baik aja. Minhee cepet sedikit." Jessica ikut meneteskan air mata. Bagaimanapun Hangyul menantunya, suami dari Sinbi anaknya.

Mereka sampai di rumah sakit. Sinbi ingin berlari masuk, namun Jessica mencegahnya, karena Sinbi sedang hamil. Sinbi menanyakan kepada suster, "Sus dimana ruangan orang yang kecelakaan barusan."

"Mbak keluarganya?"

Sinbi mengangguk. Suster mengantar ke ruang operasi. Dokter keluar, "Bagaimana dokter kondisi suami saya? Dokter Wooseok?" ya Sinbi mengenalinya. Dokter itu adalah dokter tampan yang pernah memeriksa Sinbi.

Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang