🌷🌷🌷
Sinbi Pov
Seoul, Korea Selatan.
Tentang permasalahan kemarin, Hangyul mau rembukan sama keluarga maunya gimana. Kalau dia udah oke. Aku ngerasa lega. Entah kenapa aku nggak suka sama yang namanya masalah. Aku suka kedamaian.
Tapi, untuk hari ini. Aku habisin waktu berdua sama Hangyul di Korea. Alvaro nggak ikut, nggak boleh sama neneknya. Katanya di rumah aja gitu. Mau batalin tapi udah terlanjur beli tiket.
Aku sama Hangyul lagi di sungai han. Kita duduk di rerumputan dan nikmati angin malam di sini. Tadi aku juga beberapa ketemu idol, tapi cuma lewat aja. Aku nggak berani ngikutin atau nyapa, takut ganggu privasi dia. Aku cuma senyum dan lihatin aja. Mungkin mereka lagi pengen sendiri dan nggak mau diganggu.
Dan yang aku harapin Cha Junho lewat gitu. Tapi, nggak ada lewat. Ya udah nggak papa. Kok aku maksa, emang aku siapa? :)
"Ngapain sih jelalatan?" tanya Hangyul sambil liatin aku yang lempar pandangan sana - sini. Bukannya jelalatan, cuma mau cari makanan aja sih.
"Enggak kok, ngapain aku jelalatan orang udah punya suami ganteng gini. Cielah." akhirannya aku juga ngakak.
"Cemburuan amat sih, mas. Tenang adinda tak akan berpaling dari kakanda Hangyul. Adinda cuma laper aja. Makannya mata ini jelalatan."
"Ngomong dong."
"Kan aku lagi melatih kepekaan suami. Tapi nggak peka - peka sih, malah cemburu." aku ketawa lagi. Hangyul malah nyeleretin resleting jaket aku sampe atas. Kepala aku sampe nggak kelihatan. Dia megangin tangan aku. Aku jerit - jerit minta bukain.
"Bukain! Engap!"
"Siapa suruh ngeselin." Hangyul buka resletingnya. Dia berdiri, aku nyodorin tangan buat narik aku ikut berdiri. Aku ngedongak lihat dia dan jalan buat cari makanan.
Berasa anak muda banget gak sih kalo gini tu? Tiba - tiba tangan Hangyul ngerangkul pundakku dan kita jalan bareng. Aku senyum simpul dan balik meluk dia.
Setelah banyak hal yang kita laluin sama - sama. Aku nggak pernah nyangka akan kayak gini akhirnya. Dulu aku beneran pernah nggak suka banget sama suami sendiri pas awal nikah. Pernah geregetan dan marah - marah sama mama pas dijodohin. Ternyata nggak seburuk yang aku kira. Asalkan aku ngejalanin hidup dengan ikhlas, semua akan baik - baik aja.
Wajahku kerasa dingin pas angin malam berhembus. Mendapatkan sosok suami kayak Hangyul bener - bener sebuah keberuntungan. Terima kasih Tuhan, sudah memberikan lelaki seperti Hangyul. Aku akan cintai di sepenuh hati.
Beberapa menit berjalan aku sama Hangyul berhenti di sebuah kedai yang jual beberapa makanan Korea. Hangyul udah pesen, dan kami duduk di sana. Dia mainin ponsel dan aku lihat - lihat sekeliling.
"Nggak usah cari cogan. Di depan udah ada." aku terkekeh pas Hangyul ngomong gitu. Orang aku lihat - lihat makanan kok.
"Apaan si, aku kan cuma lihat - lihat aja."
"Awas aja ntar tak resleting lagi jaketmu."
"Jahat." aku cemberut dan buang muka.
Dan makanannya dateng. Seketika aku nggak jadi marah, mendingan makan.
"Giliran makanannya dateng, nggak manyun lagi. Masih mau lanjut marahnya?" tanya Hangyul ke aku.
"Apa si. Aku kan marahnya sama kamu."
"Ya, I Love You Too."
🌷🌷🌷
Pagi hari...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+